Saturday, June 30, 2012

Qing Ming dan Saya


Oleh: Nur Hayati, Master Student of Chemical Engineering at National Cheng Kung University (NCKU), Tainan-Taiwan
Judul yang aneh memang. Tapi bukan berarti saya dan Qing Ming itu bersaudara. Pasalnya, saya tidak pernah mengenal sapa itu Qing Ming. Hanya saja akhir-akhir ini sering menjadi pembicaraan teman-teman disini. Nah, yang menarik disini sebenarnya adalah efek dari Qing Ming itu sendiri, tepatnya merekan menyebutnya Qing Ming Festival, dan akan bertepatan dengan 4 April mendatang.
Festival Qing Ming adalah festival yang populer dirayakan di Cina, Taiwan dan Hong Kong. Meskipun begitu banyak masyarakat Tionghoa tinggal di Indonesia, Singapura maupun Malaysia, namun tidak ada hari libur resmi disana. Qing Ming festival atau 清明节(qīng míng jié) atau di Indonesia lebih dikenal sebagai Ceng Beng adalah ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan berziarah ke kuburan. Festival tradisional Tionghoa ini jatuh pada hari ke 104 setelah titik balik matahari pada musim dingin (atau hari ke 15 dari hari persamaan panjang siang dan malam pada musim semi), pada umumnya jatuh pada tanggal 5 April, dan setiap tahun kabisat, Qing Ming jatuh pada tanggal 4 April. Secara astronomi, ini juga merupakan terminologi matahari. Dalam terminologi Matahari, Festival Qīng Míng adalah pada hari pertama dari 5 terminologi Matahari, yang juga dinamai Qīngmíng. Nama yang menandakan waktu untuk orang pergi keluar dan menikmati hijaunya musim semi dan juga ditujukan kepada orang-orang untuk berangkat ke kuburan.
Well, saya rasa cukuplah penjelasan apa itu Qing Ming, jujur saya ga tau-tau amat sebenarnya. Itupun tadi sebelum pulang ke dorm,saya menyempatkan diri ber-interview dengan local student di lab saya, tepatnya teman disamping meja saya. Awalnya dia udah jelasin panjang lebar secara oral, tapi akhir-akhirnya saya ga tau bentuk tulisan pinyin nya, sampai-sampai terpaksa dia menuliskannya untuk saya. Hehehe :D
Qing Ming yang sering disebut-sebut sebagai Spring break, memanglah sangat ditunggu-tunggu kedatangaanya. Secara di Taiwan sendiri, hari libur nasional sangatlah minim kalo dibandingkan dengan Indonesia yang dikit-dikit tanggal merah. Apalagi, libur wintersudah berakhir hampir dua bulan yang lalu. Dan sebagai mahasiswa, tentulah akan menanti libur-libur yang lain. Kalo saya pribadi sih, hanya berharap libur summer yang kononnya hampir tiga bulan itu sudah dinanti-nantikan.
Terserah deh mau libur berapa hari atau berapa bulan! Tiba-tiba statement aneh ini muncul di kepala saya. Bagaimana tidak, libur ga libur jelas kurang sekali pengaruhnya ke saya. Kegiatan belajar-mengajar di kampus memang diliburkan setiap bertepatan dengan libur nasional. So, balek lagi ke Qing Ming yang akan jatuh pada hari Rabu, 4 April mendatang, dan jelas-jelas di kelender tanggalnya berwarna merah, tapi berhubung Harpitnas ( hari kejepit nasional -gaya Indonenesia- ), maka liburlah hari Senen dan Selasanya. Lagi-lagi long weekend bagi yang merayakannya (-nya refer ke weekend). Jelas libur panjang dong, secara Sabtu dan Minggu lagi-lagi tidak ada kegiatan belajar mengajar secara resmi di kampus. Artinya, mulai besok (Sabtu) sampai Rabu depan terhitung libur, belum lagi masih ada yang menganggap Kamis dan Jumat depan sebagai Harpitnas, maka liburlah sampai dengan hari Minggu depan. Aseeeekkk…. Libur Euyyy….
Jadi? Kenapa saya ga senang ya? Jawabannya adalah Tugas, Lab dan Midterm. Jujur, jauh-jauh hari saya dan teman-teman udah sempat mem-planning-kan saat Spring break untuk mengeksplor kota tua ini (mana da, padahal mau ke laut aja -red). Tapi apa lacur, saya akan disibukkan dengan hal-hal di atas. Sedikit analisa yang saya lakukan demi berlibur, kalau tugas, jelas bisa saya kerjakan di sela-sela waktu makan atau mengurangi sedikit jatah tidur, kalau persiapan midterm, bolehlah saya belajar extra jauh hari sebelumnya (ga yakin dan jarang sekali terjadi) atau sistem kebut semalam (gaya Indonesia banget), nah yang teraakhir acem? Lab maksud saya, mana mungkin saya bawa-bawa? Dan akhirnya setelah melakukan analisa sebab-akibat, makan ketemulah root cause kenapa saya ga bisa berlibur (lho? mulai ga nyambung). Tapiii… Masih ada tapi ni, saya harus jujur, selain itu juga ada faktor X yang tidak bisa saya sebutkan disini (sssstttt… kurang dana x___x).
Sore tadi, tiba-tiba mengembanglah senyum saya! Dan dapat ajakan untuk jalan-jalan. Mungkin Sabtu dan Minggu bolehlah saya melibur-liburkan diri, berhubungan masih tergolong “anak baru”, jadi yang belum terlalu urgent “masih” boleh ditinggal (mulai make decision sendiri nih). Maka, saya memutuskan untuk tetap berlibur menjelang Qing Ming dengan dana seadanya, minimal tahan lapar lah (ini sangat tidak mungkin terjadi).
Have a nice weekend…
Sumber:Nur Hayati

0 comments:

Post a Comment