Friday, June 29, 2012

Catatan kecil dari Tanah Formosa-Taiwan


OlehZaujatul Amna Afganurisfa, Master of Psychology at Asia University, Taichung-Taiwan

Setiap Tahun, Fall atau Spring semester, Program scholarship (Bachelor, Master and PhD program) selalu membuka peluang untuk menerima mahasiswa baru di Universitas belahan dunia manapun. Taiwan salah satunya. Mungkin, Taiwan masih kurang dikenal dibandingkan Amerika Serikat,  Australia atau Inggris. Namun, Taiwan dalam beberapa tahun terakhir gencar berkampanye sebagai salah satu negeri yang memiliki standar pendidikan terbaik di Asia.
Taiwan  juga termasuk Negara yang banyak diminati oleh berbagai Negara, Taiwan memiliki  ribuan mahasiswa international  dari berbagai manca Negara, diantaranya  Jepang, Amerika, Turkey, Indonesia, Malaysia, India, Mongolia, Vietnam, filipine, Thailand, Singapure, Cina, St. Vincent, Uganda, Burkina faso, dan sebagainya.  Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh badan penelitian Institut Informasi Sains di Amerika Serikat (AS), Taiwan pada tahun 2008 menduduki peringkat ke 17 dalam sistem penilaian ilmu teknik dan peringkat ke 15 pada ilmu sosial. Sedangkan pada bidang teknik, Taiwan memperoleh peringkat ke 9 dunia menurut data dari Elseiver Engineering Information, sebuah bank data teknik terbesar di dunia.

Sebagai seorang putri kelahiran tanah rencong (Aceh-Indonesia) saya memiliki kebanggaan tersendiri menjadi bagian dari Negara Taiwan, tepatnya bulan juni  di hari jum’at 2011, jam 11 siang, saya di telpon dan dinyatakan sebagai salah satu penerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Taiwan, periode fall semester, menempuh pendidikan Master Of Psychology di Asia University Taiwan. yang berkesempatan menerima beaiswa the Department of Social Welfare (DSW) of Taipei City Government. Tahun ini saya dan 9 teman lainnya berkesempatan mengikuti pendidikan master di Asia University, dengan jurusan yang berbeda-beda. Tanggal 7 September 2011, saya  meninggalkan Aceh –Indonesia.
Taiwan Negara baru buat saya, Negara yang sangat jauh berbeda dengan aceh tentunya, dalam segala bidang, kebudayaan, agama yang mayoritas atheis, dan ras yang berbeda pula. Ini pengalaman baru dan ini tugasku untuk menyambut dunia baru ku, batinku kemudian. Butuh perjuangan bagi orang baru seperti saya, sedikitnya mungkin saya termasuk dalam golongan shock culture, akan tetapi ini juga yang harus saya benahi, saya harus bisa berbaur karena ini demi cita-cita dan juga harapan seorang anak mgkin juga akan menjadi kado terindah bagi my beloved parents (lates). Saya pun mulai memulainya dengan semangat dan penuh keyakinan bahwa Taiwan akan menjadi aceh dihatiku, mencoba mencintai dan menyukainya walaupun susahnya^^

Dari segi makanan terutama untuk kaum muslim, akan sedikit terkendala, Karena bahan utama di Negara ini adalah Babi, akan tetapi hal ini tidak lantas putus asa, karena di Negara Taiwan juga tersedia banyak makanan vegetarian, yang cukup sehat untuk dikonsumsi. Kalau mengingat makan vegetarian jadi kangen Aceh tercinta ^^.Tapi tenang, tak semua kehidupan jauh dari negeri sendiri itu sulit. Kita bahkan bisa memilih, live the life you love or love the life you live. Kalau kita memilih opsi kedua, maka kita akan bisa melihat bahwa sebenarnya Allah memberi nikmat yang jauh lebih banyak bagi hidup kita. Kabar baiknya adalah karena penampilan saya yang “berbeda”, saya jadi sering menjadi pusat perhatian, karena mereka ingin kenal dengan saya dan ingin tahu kenapa saya selalu menutup kepala saya dengan kain. Itu membuat saya dikelilingi banyak teman baru dan menjadi sosok yang mudah dikenali.  (ahhahaah, agak narsis juga ya^^) .

Sejauh ini Kesehatan dan keamanan kami sebagai mahasiswa juga sangat terjaga karena kami mendapat jaminan asuransi  kesehatan, National health insurance (NHI). Kekerabatan, rasa kekeluargaan yang baik, diantara mahasiswa International menjadi bagian cerita tersendiri buat saya, dan teman lainnya yang sedang menempuh pendidikan di Taiwan, mengenal dan mendalami banyak budaya dari berbagai manca Negara. Sampai hari ini saya merasa amat sangat beruntung, salah satu dari putri Aceh (Indonesia) bisa menjadi  bagian dari mahasiswa international di Taiwan. Tanah Formosa memberikan banyak pengalaman buat saya pribadi, selain berbahasa inggris, sisi lain saya bisa belajar bahasa mandarin yang susahnya luar biasa^_^.
Setelah 7 bulan lebih berada di Tanah Formosa (istilah lain dari Negara Taiwan – Republik of Cina) banyak pengalaman yang bisa saya petik dari Negara kepulauan yang kecil ini, arti tentang  keramahtamahan Taiwanese people, culture dan pendidikan. Sebagai mahasiswa baru, kami di bekali dengan sejumlah kegiatan positif, diantarannya pengenalan budaya, kesenian dan tempat bersejarah di Taiwan yang dirangkum dengan trip bersama mahasiswa international lainnya, tujuannya agar kami bisa mengenal dan mengetahui sisi lain dari Negara Taiwan selain dunia pendidikan.

Di dunia kampus, saya berkenalan dengan professor yang sangat baik dan luar biasa ramahnya, tak ayal saya dan teman kelas saya sering di ajak lunch atau dinner bareng dengannya, jika dilihat sekilas beliau bukan hanya guru saya, melainkan teman akrab buat saya, bersahaja dan sangat bersahabat. Berdiskusi, berbagi pengalaman, belajar bareng, belajar terapi, bercerita tentang Taiwan, bercerita tentang ilmu psikologi, membuat saya terlena dengan ceritanya. Ini jadi pengalaman yang ingin saya amalkan, bila saya jadi “professor” kelak (cita-cita tetap perlu, walupun hanya akan jadi sebuah mimpi ^_^)

Pengalaman terbaru lainnya, tepatnya 1 Desember 2011, rasanya Taiwan tidak seperti biasanya, adem hangat, mulai berubah dengan cuaca yang dingin hingga belasan dinginnya-_-''. Tidak seperti biasanya, mulai bulan itu hingga februari ini seluruh manusia yg ada di Taiwan, termasuk mahasiswa, staff dan dosen mulai menggunakan jaket andalannya, musim dingin (winter dimulai), ini juga akan menjadi pengalaman pertama buat saya untuk beradaptasi dengan musim yang baru saya temui, akan ada cerita seru dan indah di balik musim dingin di tanah Formosa.
Rasanya syukur tak henti-hentinya saya ucapkan padaNYA, diberi kepercayaan untuk bisa sekolah di laur negeri, mendapatkan kesempatan beasiswa, bertemu dan belajar dengan orang asing yang belum pernah kenal sebelumnya, mengenal metode baru dalam dunia pendidikan. Dan di akhir semsetr pertama ini, aku mendapatkan kado indah lainnya dariMU dlm bntuk angka dilembar prestasiku.Alhamdulillah rabbku, Engkau menyempurnakan kebahagiannku, menutup semester pertama ini., di musim dingin ini. I liked it. That’s a gift from GOD, that I never had before.

Semua cerita dan apa yang aku dapatkan mungkin bagi sebagian mereka adalah hal biasa dan mudah, tpi bagi saya sangatlah berharga. Kerja keras dan berdoa adalah bagain yang terpenting yang menghias ceritaku. Belum lagi menangis dan bahagia jadi bagian penting tersendiri dalam perjalananku, dimana saya susah ntuk mngambil keputusan akan beasiswa ini, dimana ada rintangan kecil lainnya, yang harus aku ambil sendiri kesimpulannya, dan yang paling terberat disaat aku butuh sosok orang yang mendukung kepergianku tak ada disisiku (almh. Ayah dan mamak), semua butuh pengorbanan demi cita-cita untuk kuliah master dan belajar diluar negeri, begitu pikirku.
 Belajar di luar negeri, sejujurnya bukan soal gengsi tapi lebih kepada belajar mencari hikmah yang berserakan di muka bumi. “…bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumuah : 10)
 “Maka berjuang lah sebanyak-banyaknya, tak peduli biar dibilang bodoh atau keras kepala. Lakukan banyak langkah biar pun itu gagal. Karena dari sana kita akan banyak belajar dan belajar, menjadi sosok yang lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar. Selamat berjuang dan selamat bertebaran di muka bumi.
***Banyak ilmu yang bisa saya share kepada teman-teman setelah saya pulang ke aceh nanti, khususnya di bidang psikologi, serasa tak sabar ingin pulang dan mari berbagi pengalaman.
*bagi teman-teman semuanya, saya yakin kalian juga punya cerita indah, itulah coretan kecil ceritaku^^. Teman, sahabat, ayuuuuh  kobarkan semangat dan tunjukkan prestasimu pada dunia, kalian pasti bisa, jangan berhenti bermimpi dan wujudkan mimpimu mnjdi nyata^_^

 Taiwan, February 4, 2012.


Sumber: Amna

0 comments:

Post a Comment