Thursday, August 15, 2013

7 Resep Menyiasati Beasiswa ke Taiwan

OLEH MUSLEM DAUD, PhD Student, penerima sharing beasiswa Universitas NTCU Taiwan dan Pemerintah Aceh, Taichung-Taiwan
BANYAKNYA negara dan organisasi yang menawarkan beasiswa kepada putra-putri Aceh, ternyata belum termanfaatkan maksimal. Boleh jadi ini disebabkan peminat hanya disuguhi peluang, tanpa diikuti pejelasan bagaimana menyiasati peluang tersebut menjadi kenyataan.
Pemerintah Aceh dan Pemerintah Taiwan, melalui Elite Study in Taiwan (ESIT) telah meneken MoU yang salah satu poinnya Pemerintah Taiwan menggratiskan uang kuliah putra-putri Aceh yang tertarik belajar Taiwan. Sedangkan Pemerintah Aceh menanggung biaya hidupnya.
Kesepakatan ini patut disyukuri, karena biaya kuliah di Taiwan tergolong mahal, sehingga dengan adanya MoU ini pemerintah dengan budget yang sama dapat mengirim lebih banyak plagi utra-putri Aceh yang berminat melanjutkan kuliah ke Taiwan. Ini merupakan peluang bagus. Namun, untuk mendapatkan kesempatan ini seyoginya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pertama, tingkatkan terus kemampuan bahasa Inggris Anda, sehingga memperoleh skor nilai Test of English as Foreign Language (TOEFL) 500 ke atas. Syarat nilai ini berlaku umum untuk program S2 dan S3. Pilihan bahasa lainnya adalah bahasa Cina/Mandarin dengan sertifikat tingkat 3 atau 4 (advance).
Sejumlah negara juga mensyaratkan nilai TOEFL yang sudah disebutkan dan nilai TOEFL standar ini yang juga dipegang oleh Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Aceh ketika kesempatan beasiswa dibuka. Dengan demikian, jika nilai 500 TOEFL sudah ada di tangan, maka si peminat sudah punya tiket yang sewaktu-waktu dapat digunakan ketika kesempatan beasiswa diumumkan.
Sembari menunggu kesempatan tersebut datang, maka hal kedua yang perlu diperhatikan adalah jika peminat memilih untuk belajar dalam bahasa Inggris di Taiwan, maka pastikan bahwa universitas yang dituju punya program studi dalam bahasa Inggris. Sebagai informasi, universitas di Taiwan umumnya menggunakan bahasa nasional mereka, yaitu bahasa Cina dalam pengajaran. Namun, kebanyakan universitas juga menyelenggarakan program dalam bahasa selain bahasa Cina untuk kelas internasional kepada mahasiswa asing.
Kalau universitas yang diminati tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, maka lajutkan eksplorasi ke universitas lainnya sampai ditemukan pilihan yang tepat.
Ketiga, jurusan yang dipilih hendaklah sesuai dengan latar belakang pendidikan strata 1 (S1) yang telah dilalui, supaya ilmunya linear. Universitas Taiwan menawarkan beragam tawaran bagi peminat sehingga linearitas kesinambungan keilmuan tetap terjaga. Ini penting, bukan saja untuk kesinambungan pengetahuan, tetapi juga menyangkut nilai kumulatif kepangkatan bagi PNS atau yang berminat jadi PNS.
Keempat, komunikasi hendaknya dibangun sebaik-baiknya dengan pihak universitas, khususnya dengan International Office Administration (OIA) di masing-masing universitas. Komunikasi ini dapat dimulai dengan email. Kebanyakan OIA akan membalas email secara regular.
Kelima, penuhi persyaratan yang diminta dalam proses pelamaran. Dalam melengkapi dokumen, jika diperlukan, peminat dapat berkomunikasi dengan alumni Taiwan atau mahasiswa yang ada di Taiwan untuk memudahkan proses keluarnya Letter of Acceptance (LoA) atau surat diterimanya peminat di universitas yang dituju.
Keenam, berdasarkan LOA dan syarat-syarat lainnya, peminat berkomunikasi dengan LPSDM untuk mendapatkan pendanaan pendidikan yang akan dijalani dengan mengikuti formal test yang diselenggarakan lembaga tersebut. Sebagai informasi, LPSDM selama ini tidak menyediakan beasiswa kepada mahasiswa yang sudah lebih dulu setuju menerima beasiswa dari institusi lain sekalipun itu berjumlah kecil. Oleh karena itu, selama aturan ini belum berubah, mohon benar-benar diperhatikan.
Ketujuh, jika memilih jalur LPSDM, maka sejumlah syarat harus dipenuhi. Misalnya, ikut pelatihan di LPSDM atau institusi yang ditunjuk. Nah, dengan mengikuti tujuh resep ini, mudah-mudahan peminat beasiswa mendapat kesempatan studi di Taiwan dan sukses. 
Tulisan ini juga dimuat di Serambi Indonesia.

0 comments:

Post a Comment