Tuesday, December 11, 2012

Meriahnya Indonesian Cultural Day 2012

OLEH IRDA YUNITA, Penerima Beasiswa Lembaga Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Aceh 2012 Program Taiwan, melaporkan dari Taiwan.

SABTU lalu merupakan hari yang tak akan saya lupakan, begitu pula rekan-rekan mahasiswa Indonesia lainnya di Tainan, Taiwan. Hari itu hari berlangsungnya Indonesian Cultural Day (ICD) 2012 yang digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Tainan. 

Acara ini diadakan di Hall National Cheng Kung University (NCKU), kampus tempat saya kuliah pada Program Magister Civil Engineering Department National Cheng Kung University (NCKU) Kota Tainan.

Kegiatan tahunan ini diikuti mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia yang sedang kuliah di Tainan. ICD yang berlangsung malam hari dimulai pukul 07.00 pm waktu Taiwan, menampilkan berbagai macam kebudayaan Indonesia, mulai dari tarian, musik tradisional, paduan suara, bahkan drama. Acara dibuka dengan lantunan Lagu Indonesia Raya oleh Tim Paduan Suara PPI Tainan. Kemudian ditampilkan video tentang keindahan alam Indonesia. Panorama wisata bawah laut, gunung-gunung yang menjulang indah, masyarakat Indonesia yang beraneka ragam suku dan budayanya, memukau mata para penonton.

Kemudian, seorang mahasiswa Indonesia memainkan drama berperan sebagai mahasiswa internasional di Taiwan yang bergabung dalam tim eksperimen tentang mesin waktu. Namun ternyata mesin waktu tersebut membawanya terdampar ke berbagai daerah di Indonesia.

Di awal perjalanan, sang mahasiswa terdampar di Pulau Samosir. Kemudian penonton disuguhi video tentang asal-muasal terjadinya Samosir. Lalu, sejumlah mahasiswa menarikan tor-tor yang mampu memukau para penonton, mulai dari mahasiswa hingga profesor.

Dalam drama tersebut sang mahasiswa terdampar berkali-kali oleh mesin waktu. Setiap terdampar di sebuah tempat di Indonesia, dia disuguhi tarian tradisional khas daerah tempat ia terdampar. Lalu berturut-turut diperagakan tari giring-giring dari Kalimantan, janger dan kecak dari Bali, sajojo, dan tari kipas. Ditampilkan pula drama Roro Jongrang dan tari gambyong yang memuaskan rasa penasaran para penonton tentang keanekaragaman budaya Indonesia. 

Di antara tarian diselingi dengan penampilan tim angklung yang tak kalah menariknya. Mereka membawakan tiga lagu yang dihadiahi big applause dari para penonton.

Pemberian doorprize oleh sponsor acara berupa tiket akomodasi dan berlibur ke Bali tiga hari dua malam kian menambah meriah suasana. Antusiasme para penonton juga terlihat saat break untuk makan. Saya bersama teman-teman yang mengintip dari balik panggung sempat khawatir apakah setelah break para penonton akan kembali ke dalam ruangan untuk menonton atau malah langsung pulang. Tapi ternyata kekhawatiran saya tak terbukti. Setelah makan, para penonton dengan semangat kembali masuk ke ruangan utuk menyaksikan lanjutan acara. Ini membuktikan, orang luar sangat tertarik pada budaya Indonesia.

Saya sendiri dalam acara ini ikut ambil bagian sebagai penari giring-giring dan tim angklung. Acara ICD ini membuat saya makin cinta pada kebudayaan Indonesia. Melalui acara kali ini saya bisa mempelajari lebih banyak budaya Indonesia, meski pada saat saya sedang tidak berada di Indonesia. 

Kendati sebelumnya saat masih di bangku SMP di tanah kelahiran saya, Aceh, saya sempat beberapa kali menampilkan tari tradisional dalam acara sekolah, namun bisa menari dan bermain angklung di hadapan para penonton dari berbagai negara dalam acara yang begitu megah di Taiwan, sungguh tak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Sekali lagi, acara malam itu bukan hanya milik para mahasiswa Indonesia. Beberapa mahasiswa internasional dari berbagai negara lainnya pun ikut berpartisipasi memainkan angklung mengiringi lagu When You Believe yang dilantunkan Tim Paduan Suara PPI Tainan sebagai penutup. 

Namun, untuk tahun ini tarian dari Aceh tidak ditampilkan, karena sudah ditampilkan tahun lalu. Saya berharap semoga tahun depan tari tradisional Aceh, terutama saman yang sudah diakui Unesco sebagai warisan kebudayaan dunia, bisa ditampilkan kembali dalam acara tahunan ini. Semoga.

Tulisan ini juga dimuat di Serambi Indonesia(online).

0 comments:

Post a Comment