tag:blogger.com,1999:blog-54410947074541436202024-02-18T18:34:18.921-08:00Forum Silaturrahmi Mahasiswa Aceh di Taiwan (Ranup Lampuan)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.comBlogger96125tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-1439653692293880332014-02-17T01:36:00.001-08:002014-02-17T01:36:41.418-08:00Wajah Baru Pendidikan Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH MUSLEM DAUD, MEd. Mgmt,</strong> Dosen Universitas Serambi Mekkah, sekarang mahasiwa Program Doktoral Educational Measurement and Statistics di NTCU,Taichung-Taiwan</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
BILA Indonesia punya aturan Wajib Belajar (Wajar) 9 Tahun sejak 1994, Taiwan justru sudah menerapkannya sejak tahun 1968. Artinya, Indonesia tertinggal 26 tahun jika kita merujuk pada regulasi Wajar Indonesia berdasarkan Inpres Nomor 1 Tahun 1994.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kemudian, sejak tahun 2005/2006, artinya delapan tahun lalu, Pemerintah Taiwan sudah berpikir untuk menerapkan Wajib Belajar 12 Tahun. Ini berarti, biaya pendidikan untuk Sekolah Dasar (SD = 6 tahun), (SLTP = 3 tahun) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA = 3 tahun) total 12 tahun, semuanya gratis karena ditanggung negara.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kebijakan ini ditempuh karena Taiwan ingin semua anak negerinya wajib sekolah hingga tamat SLTA (SMU/MA).</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Selain itu, berbagai kajian dilakuan dan langkah-langkah strategis pun diambil. Sejauh yang saya amati, kajian-kajian yang dilakukan itu, antara lain, menjaring pendapat masyarakat tentang regulasi yang akan dijalankan ini. Salah satu hasil tahun 2006 menunjukkan bahwa 78,4% masyarakat Taiwan mendukung rencana pemerintah ini (Depdiknas Taiwan, 2006).</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Hasil polling ini turut menyemangati pemerintah bahwa apa yang mereka rencanakan mendapat dukungan mayoritas penduduk. Topik Wajar 12 Tahun ini kemudian turut menghiasi diskusi-diskusi anggota dewan Taiwan untuk melahirkan undang-undang guna menopang program nasional ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sementara itu, kementerian terkait mengambil langkah-langkah perencanaan jangka panjang untuk pendanaan supaya Program Wajar ini bisa dijalankan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Di samping itu, dinas terkait juga memperbaiki infrastruktur pendidikan, perekrutan guru dan tenaga kependidikan yang memadai, serta menyediakan media dan resource pendidikan (buku-buku perpustakaan, alat-alat lab, dan lainnya) yang memadai sehingga ketika Wajar 12 Tahun ‘ketok palu’, maka semuanya sudah siap.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Otomatis pula pihak sekolah negeri tidak punya alasan untuk mengutip biaya apa pun dari orang tua murid ketika Wajar 12 Tahun dijalankan di Negeri Formosa ini. Dengan demikian, Taiwan akan mengukir sejarah sekaligus wajah baru di bidang pendidikan untuk kemudian duduk sejajar dengan beberapa negara yang punya kebijakan serupa seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Polandia.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Di sisi lain, Indonesia sejak tahun 2012, sudah mulai juga mewacanakan Wajar 12 Tahun dan kabarnya akan diterapkan tahun 2014 ini. Kita percaya bahwa selama tiga tahun ini (note: Taiwan butuh delapan tahun), berbagai kajian dan analisis sudah dipertimbangkan masak-masak untuk kesuksesan Wajar 12 Tahun. Namun, yang dikhawatirkan adalah implementasi di lapangan nantinya berkaitan dengan pendanaan yang membuat sekolah terpaksa harus tetap mengutip biaya dari murid walau program itu sudah dilaksanakan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh sebetulnya bisa ‘mencuri’ start penerapan dan penganggaran untuk “Wajar 12 Tahun Aceh” yakni dengan mengalokasikan anggaran dari dana Otonomi Khusus untuk dunia pendidikan sejak SD hingga SLTA untuk tahun 2014. Tentunya program dan penganggaran ini harus dibarengi dengan qanun (peraturan daerah), sehingga dana ini bisa cair tepat waktu.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Saya yakin Program Wajar Aceh sangat signifikan dan tidak saja bermanfaat ganda; untuk mengatasi ketertinggalan kualitas manusia Aceh masa depan dan sebagai subsidi kepada orang tua, tetapi juga bagian dari tanggung jawab eksekutif dan legislatif Aceh terhadap penerapan hadis Nabi saw yang berbunyi Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi (Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahat).</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Hadis di atas merupakan salah satu rujukan jitu yang mengindikasikan bahwa pendidikan adalah wajib. Sayangnya, rujukan ini tidak sepenuhnya dijadikan referensi oleh pemerintah kita dalam merancang program dan pendanaan pendidikan di tanah air, sekalipun kebanyakan kita adalah muslim. Itu yang, antara lain, membedakan kita dengan Taiwan. Lantas pertanyaannya, kalau rakyat Taiwan bisa, mengapa kita tidak? </div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga di publish di koran Serambi Indonesia</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-88168269803732140172014-02-17T01:29:00.001-08:002014-02-17T01:32:21.779-08:00Berlibur di Kampus Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbiMJlUBFfdXAn-azJgS4BdM6ZhCjkS6twhJ2lc60R8LNIrFloO4zFZJRoQdAvfFuvad-bwmGkatPw3dk_GCbRKqgxc2A5TLLFJS3-cR6oCUO0w-7HB0jWjQYYazxxmK7vymrAnZRsKdd_/s1600/jamilah-akbar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbiMJlUBFfdXAn-azJgS4BdM6ZhCjkS6twhJ2lc60R8LNIrFloO4zFZJRoQdAvfFuvad-bwmGkatPw3dk_GCbRKqgxc2A5TLLFJS3-cR6oCUO0w-7HB0jWjQYYazxxmK7vymrAnZRsKdd_/s1600/jamilah-akbar.jpg" height="196" width="320" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH JAMILAH AKBAR</strong>, Konselor Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, penerima Beasiswa Pemerintah Aceh, melaporkan dari Taiwan</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
LIBURAN musim dingin di Taiwan saat ini sedang berlangsung. Pada musim liburan inilah saya justru menemukan begitu banyak fakta menarik tentang kebiasaan unik masyarakat di Taiwan. Salah satunya adalah kebiasaan berlibur di kampus, termasuk di tempat saya kuliah (Program S2 Konseling pada National Chiayi University). Ya, kampus adalah salah satu tempat liburan utama bagi masyarakat Taiwan dan juga kaum pendatang.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tak bisa dipungkiri bahwa kampus-kampus di Taiwan sangat beda suasananya. Hampir seluruh universitas di sini memiliki lingkungan yang asri dan sangat nyaman. Pepohonan yang rindang, karya seni beraneka macam, taman bunga yang menawan, serta danau buatan dengan pemandangan yang menyejukkan mata, sangat mudah dijumpai di setiap kampus. Beberapa kampus terkenal malah memiliki desain gedung yang unik, museum bertema khusus plus taman bunga warna-warni yang kemudian menjadi objek wisata dan tempat favorit bagi orang/keluarga yang ingin tamasya.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Apalagi coffe shop, minimarket, dan guest house tersedia lengkap untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Bus kota dari dan ke kampus juga terjadwal sepanjang hari. Pihak kampus tampaknya memang dengan sengaja secara khusus membuat lingkungan kampus menjadi nyaman dan merawatnya dengan baik, sehingga layak dinikmati oleh siapa pun. Bukan hanya untuk warga kampus, tapi juga bagi masyarakat umum yang haus akan tempat liburan alternatif selain mal atau pusat-pusat perbelanjaan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Perpustakaan adalah daya tarik lain dari berwisata di kampus-kampus Taiwan. Perpustakaan yang luas dan nyaman sangat umum untuk dijumpai. Rata-rata perpustakaan kampus baik negeri maupun swasta berukuran sangat luas, dilengkapi wi-fi gratis, ruang baca yang nyaman, serta bahan bacaan yang sangat memadai (mulai dari komik sampai buku/jurnal berskala lokal maupun internasional). Perpustakaan ini juga dapat diakses oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, mulai dari mahasiswa, pengunjung dari kampus lain, serta masyarakat umum.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Bagi pengunjung yang berstatus mahasiswa, tak peduli dari kampus mana dia berasal, asalkan dapat menunjukkan kartu mahasiswanya, maka mereka dapat berkunjung dan menikmati layanan perpustakaan di sana secara gratis. Sedangkan bagi masyarakat umum dapat akses yang sama dengan menunjukkan kartu tanda pengenal resmi/KTP.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Hal lain yang juga menarik adalah perpustakaan di sini tetap buka sampai malam hari maupun pada hari libur.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Di masa liburan ini pula saya saksikan banyak anak kecil yang berkunjung ke pustaka ditemani orang tuanya dan menghabiskan waktu di sana seharian untuk membaca buku.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Selain universitas, kompleks sekolah dasar dan menengah juga menjadi pilihan utama. Berbeda jauh dengan desain sekolah pada umumnya di negara kita, SD dan SMP di Taiwan desainnya sangat menarik dan indah dipandang. Gedung dan lapangan yang luas, cat warna-warni, tembok sekolah yang penuh lukisan dan poster edukasi, lingkungan yang bersih dari sampah, ditambah lagi taman bunga yang cantik, sehingga membuat semua orang betah berlama-lama di sini.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Bahkan beberapa sekolah dasar dan menengah secara khusus telah menjadi tujuan field trip atau kunjungan lapangan bagi mahasiswa-mahasiswi. Terutama jika sekolah dasar dan menengah tersebut memiliki program pengembangan budaya lokal dan komunitas.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sebuah pengalaman yang sangat berharga saya peroleh ketika mengunjungi SD Evergreen Lily dan Sekolah Menengah Timur di Pingtung, daerah bagian selatan Taiwan. Kedua sekolah ini secara nyata unik. Terletak di daerah perbukitan yang dikelilingi perkampungan masyarakat suku asli Taiwan, sekolah ini telah menjadi tujuan utama wisata sejak lama. Di sini pengunjung dapat mempelajari secara dekat bagaimana sekolah melestarikan kebudayaaan daerah dan mengembangkan program komunitas bagi siswa-siswinya. Materi kebudayaan dan kearifan lokal seperti adat istiadat, bahasa, sastra, dan seni menjadi bahasan utama.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Berbagai contoh program unggulan yang telah terlaksana serta hasil karya siswa dipamerkan untuk dinikmati oleh umum. Berbagai hasil karya siswa yang unik dapat dibeli oleh pengunjung sebagai cenderamata dan sekaligus untuk penggalangan dana (fund rising). Pihak sekolah juga menyediakan informasi berupa video dokumenter dan diskusi interaktif dengan manajemen sekolah. Di hari-hari tertentu, para pengunjung malahan dapat berinteraksi dengan siswa secara langsung, menikmati tampilan kreasi seni dan mencoba berbagai kegiatan budaya yang unik seperti membuat kerajinan tangan, belajar tari, membuat kue, dan mencicipi kuliner khas tradisional masyarakat setempat yang disediakan khusus oleh sekolah dengan bantuan masyarakat sekitar. Sungguh sangat mengesankan. Barangkali Dinas Pendidikan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bisa mengembangkan konsep wisata yang terintegrasi seperti ini, tentu saja dengan berbasis nilai dan budaya khas Aceh. Demi Aceh yang lebih maju dan berjaya. </div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga dipublish di koran Serambi Indonesia</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-68990448928050755052014-02-17T01:25:00.004-08:002014-02-17T01:25:57.833-08:00Mayoritas Guru SD Taiwan Bergelar Master<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH MUSLEM DAUD, MEd.Mgmt,</strong> Dosen Universitas Serambi Mekkah, sekarang studi doktoral di NTCU Taiwan, Taichung-Taiwan</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
SEMESTER ini (semester III) banyak hal baru dari sisi akademik maupun nonakademik yang saya dapatkan sebagai mahasiswa di program doktoral (S3/PhD) di Universitas Pendidikan Negeri Taichung Taiwan (NTCU), Republik Cina. Salah satunya adalah mayoritas guru sekolah dasar (SD) di Taiwan ternyata bergelar master (S2).</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kondisi ini tentu berbeda jika ingin kita bandingkan dengan situasi kita di mana masih ada tenaga pengajar di perguruan tinggi yang masih memperbantukan tenaga pengajar bergelar S1. Sementara di Taiwan, guru yang sehari-hari mengajar di jenjang SD, sebagian besarnya sudah mengantongi ijazah S2. Jika kita merujuk ke Undang-Undang Sisdiknas 2003 yang mensyaratkan ijazah S2 sebagai tingkat pendidikan terendah menjadi dosen, maka sebagian besar guru SD di Taiwan sudah memenuhi kualifikasi jadi dosen di Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Apa yang saya sampaikan ini benar-benar sebuah kejutan dari sebuah penelusuran sederhana yang tidak pernah saya rencanakan. Rasa keingintahuan saya muncul ketika awal semester ini ada satu mata kuliah yang mahasiswanya digabung antara mahasiswa lokal (berasal dari Taiwan) dan mahasiswa internasional (berasal luar Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, dan Indonesia). Pada semester-semester lalu, dalam kelas internasional tak ada mahasiswa lokal, tapi kali ini benar-benar beda. Dalam pikiran saya, ini kesempatan bagus untuk mendapatkan wacana dan pemahaman baru dari sudut pandang berbeda lewat berbagai presentasi, adu argumentasi, dan seterusnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tak ada yang berbeda dalam bulan pertama dan kesan yang ada adalah saya bersama rekan kelas internasional lainnya mendapatkan kesempatan bagus untuk belajar dengan mahasiswa/i lokal.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Pada bulan kedua, sudah mulai ada persentasi, pemaparan ide, dan tanya jawab yang intens di dalam kelas. Hal ini dikarenakan sebelum memaparkan presentasi mereka memperkenalkan diri yang membuat mahasiswa internasional tercengang sekalipun kami coba menutupinya. Di slide pertama presentasi mereka cantumkan nama beserta tempat mereka bekerja. Ternyata, rata-rata rekan sekelas saya itu guru SD. Hanya dua orang yang dosen. Kenyataan di atas itulah membuat saya ingin mengetahui lebih jauh tingkat pendidikan guru SD Taiwan mengingat rekan-rekan sekelas kami tersebut sekarang sedang mengambil program doktor. Bagaimana dengan guru-guru SD lainnya?</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Berdasarkan pertanyaan di atas, saya meminta waktu berdiskusi dengan beberapa rekan tersebut. Diskusi pertama saya lakukan dengan rekan bernama Lu-Yu Ju, guru SD Li Xing Xiao Xue di Kecamatan Bei Xi Taichung. Ia katakan, di sekolahnya paling kurang terdapat 80% guru sudah S2, sementara 5% persennya sudah S3.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Diskusi kedua saya lakukan dengan rekan bernama Bai-Xiao Shan, guru SD Chang Hua Xiao Xue di Kecamatan Chang Hua. Menurutnya, di sekolahnya paling kurang 60% guru sudah S2, sementara 4% sudah S3. Ia tambahkan bahwa sekolahnya tergolong sekolah besar sehingga kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi harus disiasati dengan beban mengajar bagi guru-guru. </div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sementara itu, diskusi ketiga saya lakukan dengan rekan bernama Shih-Hsiu Chia, guru SD Guan Fu Xiao Xue, berasal dari luar Kota Taichung (Kabupaten Nantao). Ia sebutkan bahwa di sekolahnya paling kurang 80% guru sudah S2, sementara 10% persennya S3.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Untuk mengkroscek informasi itu, saya minta kesempatan untuk berdiskusi dengan rekan bernama Chun-Jey Chang, pegawai Dinas Pendidikan Kota Taichung. Ia juga salah seorang mahasiswa di dalam kelas kami kali ini. Dia tak dapat menyebutkan secara pasti berapa persentasi guru Taichung yang sudah S2. Namun ia perkirakan 70% hingga 80% sudah S2 dan antara 3% hingga 7% sudah S3. Sementara sisa lainnya masih S1 yang terdiri atas guru baru diangkat atau guru-guru yang akan memasuki masa pensiun.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Berdasarkan paparan di atas, maka analogi sederhananya, jika guru SD saja rata-rata sudah S2 (bahkan sudah S3), maka guru SLTP, apalagi SLTA hampir dapat dipastikan persentase tingkat pendidikan, khususnya yang sudah S2 pasti lebih tinggi. Pantas saja Taiwan selalu berada di peringkat dunia dalam pencapaian prestasi pendidikan, karena guru-guru mereka berpendidikan lebih tinggi satu hingga dua tingkat dari guru-guru lain di dunia (lihat hasil PISA 2013). Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini menginspirasi kita di Aceh, daerah yang salah satu keistimewaannya justru di bidang pendidikan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga di publish di koran Serambi Indonesia</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-9074069114942683672014-02-17T01:23:00.003-08:002014-02-17T01:26:38.913-08:00Makan Tidur di SD Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL01_YvghxAtgniZpK-kr2BJNF0jEv8YGIZHzbUbwUkAK6XEICoV7NP6DcQ7uytT1x35a-mZGFAQXm2oD3J4RmHIuOQlXSuYxsnpgY7rIjfRZv80aOomuK6_3jrvhLcN-yh4kAhMLr7hzq/s1600/puan-tursina.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL01_YvghxAtgniZpK-kr2BJNF0jEv8YGIZHzbUbwUkAK6XEICoV7NP6DcQ7uytT1x35a-mZGFAQXm2oD3J4RmHIuOQlXSuYxsnpgY7rIjfRZv80aOomuK6_3jrvhLcN-yh4kAhMLr7hzq/s1600/puan-tursina.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH PUAN TURSINA,</strong> mahasiswi Program Magister di University Chiayi, Chiayi-Taiwan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
TANPA terasa lima bulan sudah saya tinggalkan Aceh, bermukim di Taiwan untuk melanjutkan kuliah. Waktu terasa begitu singkat. Saat ini tinggal menunggu hasil akhir dari semua usaha yang sudah saya lakukan selama satu semester mendalami ilmu di National Chiayi University.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Saat kuliah saya mengambil mata kuliah Theories and Methods of Teaching. Salah satu tugas yang harus dilakukan adalah mengobservasi guru mata pelajaran bahasa Inggris di sebuah sekolah dasar (SD). Semua serba menakjubkan, padahal SD yang saya datangi itu letaknya di sekitar pinggiran kota. Namanya Minhsiung Elementary School, Chiayi.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Alasan saya memilih sekolah ini karena saya hanya memiliki sepeda sebagai alat transportasi dan letak sekolah itu dekat dengan asrama tempat saya tinggal.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Banyak hal menarik yang saya dapatkan selama melakukan observasi dan berbeda jauh dibandingkan proses pembelajaran yang ada di kampung halaman saya, Aceh. Hal-hal yang berbeda itu, antara lain, disediakan menu makan siang dan kesempatan untuk tidur siang bagi murid-muridnya sebelum melanjutkan pelajaran sesi siang.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sebenarnya jadwal belajar murid di sini tak jauh beda dengan sebagian SD di Aceh, mereka mulai belajar dari pukul 07.30-04.00. Menurut amatan saya, ini hal yang unik, pada pukul 12.00 siang mereka istirahat, makan siang bersama dengan melahap makanan yang disediakan sekolah.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Setelah sesi makan siang usai, murid-murid diharuskan tidur siang hingga pukul 01.10 dan pelajaran selanjutnya dimulai pada pukul 01.20. Hal seperti ini sebetulnya juga diterapkan di Jepang. Nah, apakah Aceh mau mencobanya?</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Hal lain yang beda adalah ruangan khusus. Sekolah ini menyediakan ruangan khusus untuk mata pelajaran bahasa Inggris atau language classroom. Jadi, tidak dilaksanakan di kelas yang sama seperti mata pelajaran lainnya di negeri kita. Kelasnya pun bagus sekali. Penuh dengan poster, hiasan, dan kata-kata yang sesuai dengan momen tertentu yang sedang diperingati. Kebetulan pada saat saya melakukan penelitian, mereka baru saja merayakan Halloween. Jadi, dekorasi dan kata-katanya banyak yang berbau Halloween.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Hal menarik lainnya adalah fasilitas-fasilitas yang tersedia di dalam kelas seperti rak beserta buku-buku yang menarik terletak di sisi kiri-kanan kelas.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Di setiap kelas juga tersedia dua papan tulis, diletakkan di sisi yang berbeda: di sebelah kiri dan kanan tempat duduk murid. Satu di antaranya papan tulis biasa yang bisa ditulisi dengan kapur dan di sisi lainnya tersedia interactive white board (IWB), fasilitas canggih dan keren yang sedang menjamur di negeri Formosa ini. Setiap proses pembelajaran, guru pasti akan menggunakan kedua papan tulis tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Jumlah murid pada satu kelas tergolong banyak, lebih kurang 30 orang. Oleh sebab itu, guru membagi murid menjadi beberapa kelompok.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Yang agak aneh, belajar bahasa Inggris di sini dalam seminggu hanya dua kali. Setiap pertemuan hanya menghabiskan waktu 40 menit. Tapi untuk belajar bahasa Inggris di bimbingan belajar atau kursus (cram school)--begitu orang Taiwan menyebutnya--menghabiskan waktu dua jam. Di kursus inilah guru lebih menekankan pada skill reading atau kemampuan membaca.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Selain itu, ada kotak kecil berisi papan nilai di sudut papan tulis. Letaknya di sudut atas kiri papan tulis biasa. Di situ diterakan nilai murid dalam kelas tersebut. Cara ini digunakan guru untuk memotivasi murid dan salah satu cara agar murid tidak bandel selama belajar. Papan nilai ini bisa menunjukkan tingkat keseriusan murid selama belajar. Barangkali guru-guru kelas di Aceh bisa mencoba cara ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga dipublish di Koran Serambi Indonesia</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-19730571610039487382013-10-20T03:57:00.006-07:002013-10-20T03:57:36.083-07:00Lebaran Tanpa Timphan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFxyHF2rWgNnG45VNuRCI0O11urUaPgEs2qNso7ymVWVlXlJKgn2Q5msHl1Fp11B6t19oKnBbaQwtaNoAbz7X75v9se7fGtwX_cuVKtVLigBt6eEciSJsYoFVGiRTjDQAzGOx6eU7K_xTX/s1600/Zikra+Yanti.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFxyHF2rWgNnG45VNuRCI0O11urUaPgEs2qNso7ymVWVlXlJKgn2Q5msHl1Fp11B6t19oKnBbaQwtaNoAbz7X75v9se7fGtwX_cuVKtVLigBt6eEciSJsYoFVGiRTjDQAzGOx6eU7K_xTX/s200/Zikra+Yanti.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Oleh <strong>ZIKRA YANTI, </strong><em>mahasiswa asal Aceh yang tengah menempuh pendidikan Magister di Taichung, Taiwan.</em></div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
INI lebaran Idul Adha kedua saya di Taiwan. Di hari yang suci ini, rasa kangen terhadap kampung halaman tak terbendung. Saya membayangkan bisa merayakan lebaran bersama suami, anak, orang tua terkasih, dan teman-teman dekat yang penuh canda. Tak Ada yang cukup tepat untuk menggambarkan betapa indahnya lebaran di kampung bersama keluarga dan sanak saudara. Apalagi, sehari atau dua hari menjelang hari raya, di kampung ada tradisi<em>makmeugang</em>, sebutan untuk pesta daging yang dilakoni masyarakat Aceh.<span id="more-33452"></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Bayangan lebaran di Tanah Seulanga terus menari-nari di kepala: makan lontong, sirup manis aneka rasa dan warna disajikan kala berkunjung ke rumah tetangga atau saudara, kue <em>loyang, grieng, bhoi</em>, kacang tojin, dan yang paling mengangenkan adalah <em>timphan</em>.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Ya, ini kali kedua saya berlebaran Idul Adha tanpa makanan itu, tanpa <em>timphan</em>, mengingat saya sedang di perantauan, di Negeri Farmosa (Taiwan) untuk mengembang tugas menuntut ilmu, demi meraih gelar magister. Walau lebaran di Taiwan tak seindah di kampung halaman, tetapi ada hal-hal yang patut disyukuri mengingat saya tidak sendiri dan teman-teman seiman dari belahan dunia lain menjadi pelengkap kehangatan dan kebahagian di hari yang spesial untuk kaum muslim.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Saya sendiri menetap di Kota Taichung, lebih kurang 2 sampai 3 jam perjalanan dari Taipe, ibu kotanya Taiwan. Di pagi Idul Adha, kami menuju masjid dengan jarak tempuh 15 menit dari kampus menggunakan bus dalam kota. Sesampai di masjid, jumlah jemaah yang hadir juga lumayan mengingat banyaknya pekerja muslim dari Indonesia ikut hadir, ditambah lagi dengan pelajar-pelajar muslim dari dari negara lainnya seperti Afrika, India, Turki, Timur Tengah, dan lainnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Hal yang menarik adalah dengan adanya bazar kelengkapan muslim dan muslimah yang dikoordinir oleh pekerja Indonesia. Tak jarang banyaknya pekerja wanita yang datang pagi-pagi untuk membeli baju baru dan kemudian langsung menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian yang mereka pakai dengan yang baru dibeli.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sedikit iseng saya bertanya pada seorang pekerja asal Jawa Timur. “Kok diganti, Mbak bajunya.”</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
“Kan mau pakai baju yang baru,” si Mbak itu menjawab, sambil tersipu, “soalnya kan lebaran, <em>masa pake </em>baju lama, malu dong.” Kali ini ia tersenyum sembari membetulkan bajunya. “Cantik, <em>ngga</em>?” tanyanya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
“<em>Hen piaoliang</em>,” saya spontan menjawabnya. Ini adalah ungkapan untuk menyebutkan “sangat cantik”.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sambil tersipu, si Mbak tadi bilang, “Tolong <em>potoin</em> dong, Mbak.”</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Ingin tertawa, tapi saya tahan, sambil menjepret si Mbak dengan baju baru di Idul Adha ini.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Usai salat Idul Adha, jatah kue gratis pun dibagikan untuk mengganjal perut yang masih kosong, lalu dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban massal, yang dimotori oleh dua kelompok yaitu perkumpulan muslim Taichung dan ikatan pekerja Indonesia. Bagi semua warga Indonesia yang ada di sana akan mendapatkan jatah daging kurban yang bias dibawa pulang ke rumah masing-masing. Tapi, tentu, harus mendaftarkan diri dulu ke panitia kurban.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Ritual Idul Adha ditutup dengan makan siang bersama. Bagian ini merupakan kegiatan yang paling ditunggu-tunggu, mengingat menu makan yang disediakan pasti lebih spesial dibandingkan dengan hari Jumat biasanya. Ya, itung-itung sebagai pengganti lontong atau timphan di kampung sendiri.</div>
<div style="background-color: white; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://www.acehkita.com/berita/citizen-lebaran-tanpa-timphan/" style="background-color: transparent;">http://www.acehkita.com/berita/citizen-lebaran-tanpa-timphan/</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-40068013224475676902013-10-09T01:11:00.002-07:002013-10-09T01:11:27.305-07:00ZAUJATUL AMNA AFGANURISFA: “MY FATHER’S DREAM MADE MY LIFE AS PSYCHOLOGIST”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE3zqvKN9A_qsA-bRwYmTKLWkRBJS-ZGT5thAFO_sPY1oTkT7nLpFmeSWTtJRuGSZn4WwrivGwNNd5agg7uhYLUAWhrdLuSTZawXm-c5nvpB9tBjyEpk53zh5ImkjcjskWWYP4ufUQNPwG/s1600/Zaujatul-Amna-Afganurisfa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE3zqvKN9A_qsA-bRwYmTKLWkRBJS-ZGT5thAFO_sPY1oTkT7nLpFmeSWTtJRuGSZn4WwrivGwNNd5agg7uhYLUAWhrdLuSTZawXm-c5nvpB9tBjyEpk53zh5ImkjcjskWWYP4ufUQNPwG/s320/Zaujatul-Amna-Afganurisfa.jpg" width="180" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Cerita ini berawal pertengahan tahun 2004, di suatu sore, aku dan Ayah, duduk sore di beranda rumah yang pada waktu itu ayah sibuk menikmati kopinya. Tampak seperti biasa, dengan senyum khasnya, membuatku tenang dan nyaman, ya senyuman itu selalu di dambakan anak-anaknya, apalagi aku. Ayah orang yang sangat idealis, namun humoris dan bersahabat. Aku masih inget ketika itu disaat aku hampir menuntaskan SMA ku, dimana sedang “galau-galaunya” memilih jurusan ke tingkat selanjutnya. Akupun memutuskan untk berdiskusi dengan Ayah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Yah…panggilku lirih” ayahpun menoleh seketika dan tersenyum, seolah-olah ayah mengerti dengan perasaanku sore itu. Kenapa aneuk resah? Tentang kuliah ya? Sebenarnya tidak membuatku kaget, kalau ayah seolah-olah ayah bisa membaca pikiranku yang sedang kacau. Dengan nada lesu aku menjawab, “iya Yah” harus kuliah apa, kemana? Pusing Yah, terlalu jauh dan banyak biaya yang dihabiskan” Jelasku panjang lebar tentang program beasiswa di sekolah beberapa hari lalu menerima informasi siswa berprestasi di sekolah untuk kuliah di Jawa. Dengan nada lembut dan mengayominya ayah kembali mencoba menenangkan aku yang sedang “galau” dengan perasaan yang tidak jelas dan bercampur aduk. Ayah memberikan beberapa gambaran. Termasuk memberikan aku ketenangan yang terus memikirkan besarnya angka yang harus dibayar persemester. Apalagi aku suka dan berniat untuk kuliah jurusan kedokteran gigi, angka jutaan yang terpampang membuat aku surut mundur teratur dan menyembunyikan keinginanku depan ayah. Namun, lagi-lagi ayah seakan bisa membaca pikiranku, ayah seolah-olah tidak ingin aku mnguburkan keinginanku, ayah memberikan keputusan terakhir padaku. hingga ayah memberikanku waktu untuk berpikir sebelum deadline beasiswa tersebut. Aku yang masih euphoria dengan kuliah kedokteran gigi, aku tetap <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kekeuh</i>dengan keinginan ingin menjadi dokter gigi. hingga suatu hari sepulang sekolah, aku membawa semua brosur ke hadapan ayah. Aku yang euphoria karena akan mengisi brosur beasiswaku, dimana setiap siswa diminta untuk mencantumkan tiga pilihan jurusannya. Sudah pasti urutan satu kedokteran gigi, karena tidak ada yang lain yang aku suka. Setelah ayah melihat brosur, ayah mengeluarkan kata-katanya, “Psikologi nggak suka Nak? Kan psikologi juga bagus, apalagi untuk Aceh, bagus itu, karena ini masih baru bagi Aceh dan Aceh akan sangat membutuhkannya di tahun yang akan datang. Psikologi itu ilmu jiwa. Dulu ayah pengen sekolah psikologi namun Ummi (sebutan alm. ibunda ayah) tidak punya biaya dulu buat ayah. Namun, ayah ga akan memaksa juga kalau Aneuk ga suka” jawab ayah, dan tiba-tiba “ya..kan masih bisa diteruskan anak Yah, dan itu kan bisa jadi pilihan jurusan dia yang kedua, kan belum tentu juga lolos dimana” timpal Mamak dari belakang. Tapi kalo lolos aku ga suka ya, psikologi itu susah, kayak ilmu dukun, menebak dan membaca pikiran orang, nanti jadi tukang ramal atau jadi guru judes, jadi guru bimpen“ jelasku mengulas alasan. Sementara ayah hanya tersenyum melihat gaya kekanak-kanakan. Setelah berdiskusi dan ayah memberi gambaran demi gambaran tentang jurusan, hingga akhirnya aku memutuskan utnuk menulis psikologi pilihan kedua dan ilmu keperawatan pilihan ketiga.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
****</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bulan berlalu sudah, hingga akhirnya tiba lah ujian EBTANAS, karena kecemasan dan persiapan akan ujian aku pun lupa dengan beasiswa berprestasi. Setelah berhasil melewati ujian EBTANAS, aku pun berhasil luluS dengan angka yang memuaskan. Namun balasan beasiswa juga tak kunjung datang, hingga akhrnya tibalah masa dimana pembukaan untuk pendaftaran perguruan tinggi, akhirnya aku memutuskan untuk kuliah di perguruan tinggi di Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala dengan jurusan kedokteran gigi. Aku tetap <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kekeuh</i>dengan pilihanku sendiri. Setelah semua proses administrasi selesai aku pun harus menunggu bulan depan untuk tes masuk perguruan tinggi. Hingga akhirnya Tuhan memberikan cobaan di keluarga kami, Mamak masuk rumah sakit. Kurang lebih Mamak di rumah sakit waktu itu, disaat bersamaan aku dapat telepon dari Universitas Diponegoro kalau aku diterima tanpa tes sebagai mahasiswa di UNDIP dengan jurusan psikologi. Sekilas aku sempat melihat ayah tersenyum, sementara aku antara senang dan tidak. Senang karena aku masuk ke universitas ternama no. 5 di Indonesia (pada saat itu) tidak senang, karena bukan jurusan yang aku sukai. Namun karena aku melihat senyuman di wajah ayah, aku pun menguburkan mimpiku sebagai dokter gigi. setelah aku memutuskan untuk sekolah di UNDIP, jawa tengah, lagi-lagi Allah memberi cobaan terberat padaku saat itu. Allah mengambil malaikat bumiku. Mamak meninggal dunia disaat aku pergi untuk membeli tiket pesawat, untuk keberangkatan 10 hari kemudian. Ketika aku pulang, aku kaget, di rumah banyak orang, sementara aku bingung dengan keadaan rumah yang tiba-tiba rame, dan ayah langsung menyambutku di pintu dan memelukku sambil berbisik, Mamak telah tiada. Aku ternganga dan tiba-tiba aku menangis, sambil meremas tiket pesawat ditanganku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kepergian Mamak membuatku sangat terpukul, dan aku bertekad tidak akan kuliah di Semarang, aku akan disini saja, Banda Aceh. Batinku sesak. Seolah-olah kebahagiaanku terenggut bersama kepergiaan Mamak, aku pun tidak ada keinginan untuk pergi meninggalkan rumah, hingga suatu hari setelah tujuh hari meninggal Mamak, Ayah mendekatiku dan berkata pelan “ Nak, kapan berangkat sekolah ke Jawa”?. Aku yang masih terpukul tidak bisa menjawab, hanya menggeleng keras. Ayah yang cukup sabar, lalu bertanya “ menggeleng, artinya tidak tahu mau berangkat kapan kan?” jawab ayah yang terus memberiku semanngat walaupun aku tahu, apa arti aku menggeleng kepala.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sambil menangis dan menjatuhkan kepala di pangkuan Ayah, aku berkata ”Aku ga mau pergi Yah, aku ga mau, aku mau disini bersama ayah, aku ga mau seperti Mamak, Mamak menghembuskan napasnya, tapi aku ga ada disampingnya Yah” lirihku iba di pelukan ayah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sambil mengusapkan kepalaku ayah berusaha tegar dan berkata “ Nak, jadi gara-gara itu?coba dengarkan ayah ya?” kalau ALLAH berkehendak, kita serumah pun, kita ga bisa melihat ketika ibu menghembus napas terakhir bukan? Bukankah kita masih serumah ketika ibu meninggal? Jadi ga ada bedanya kamu di jawa, kamu di luar negeri, kamu dirumah, kalau ALLAH tidak menginjinkan kamu ada disamping ibu, maka itu tidak akan terjadi. Yang paling penting adalah doa dari anak yang shalehah, bukan yang penting anaknya ada disampingnya. Ada disamping tapi ga pernah berdoa untuknya? Buat ayah lebih memilih ga ada di samping saat menghembus napas terakhir, tapi anaknya selalu mendoakannya setelah mereka tiada”. ucap ayah memberiku semangat, sekilas aku masih ada senyuman di wajah ayah, walaupun aku yakin itu senyum paksaan. “pergilah nak, jadilah seorang psikolog, psikolog bagi keluarga, bagi Aceh” kata ayah dengan mata berbinar dan sangat semangat. Melihat semangat ayah, akupun iba dan hingga akhirnya aku emmutuskan untuk pergi, walaupun aku ga yakin dengan diriku sendiri.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
***</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akhirnya, aku memutuskan untuk kuliah di undip dengan jurusan psikologi, meskipun kepergian ibu masih membayangi kehidupanku, aku berusaha untuk tegar. Kakakku yang laki-laki mengantarkanku sampai ke Semarang dan setelah hidupku s<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ettle</i> di Semarang, semiggu kemudian kakakku kembali ke Aceh. Sebelum dia pulang, iya berpesan “Dik, jadilah psikolog untuk Ayah” pesannya singkat, aku hanya tersenyum. waktu terus berjalan, sementara psikologi masih susah untuk kuterima, namun untuk membahagiakan ayah aku paksakan diri untuk suka, namun sesuatu yang dipaksakan pasti berujung jelek, itulah yang terjadi padaku, akihrnya semester satu pun berlalu, saatnya aku menerima hasil kerja keras semesterku, tak percaya betapa kagetnya aku, nilai IPK terpampang 2.00 disana. Belum habis rasa kagetku, berita duka menyambar wilayah Aceh secara utuh, Tsunami berkekuatan 6.8 SR melanda Aceh, dan menewaskan ribuan nyawa. Aku kembali terpuruk, kaget dan menangis, kenapa cobaan datang sekaligus, belum genap kepergian mamak setahun, aku harus hadapi dengan peristiwa pahit kehilangan dua kakak perempuan kandung, 4 keponakanku dan keluarga besar. Aku menangis karena peristiwa yang menimpa keluarga di tambah dengan aku telah membuat ayah kecewa. Hingga suatu hari aku setelah beberapa minggu paska tsunami aku memberanikan diri berbicara dengan ayah. Sementara ayah hanya diam dan membiarkanku menangis dan melepaskan semua curahan penyesalanku tentang IPK yang sangat jelek.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku menagis di hadapaan ayah, kemudian ayah berkata“ ayah sudah tahu dari seminggu lalu, ayah menunggu kok tidak ada kabar darimu semenjak nilai diterima, makanya ayah menunggu” sambungnya yang saat itu membuat aku syok. “ apa? ayah sudah tahu? Kok bisa” batinku penasaran”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Rasanya belum habis rasa penasaranku, ayah kembali mengatakan” pihak kampus mengirimi ayah hasilnya, makanya ayah tahu” tapi ayah tidak kecewa, ini hasil yang bagus menurut ayah, karena sabagai orang yg tidak suka sama jurusannya,, tapi masih bagus sebagai pemulaan di awal, dari pada satu koma nol atau nol koma satu? Hayo…” ayah berusaha bercanda, sementara aku dipenuhi dengan rasa menyesal, malu dan sulit mengekpresikan perasaan itu terhadapnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“yah, ini memalukan, yah Aneuk ga yakin, klo tahun depan masih seperti ini, ga bisa yah, yah..pindah jurusan aja bisa? Turun ke level terendah dari psikologi pun boleh” pintaku lirih berharap ayah berkata “iya, ya sudah transfer jurusan saja”. Namun, bener kata orang jauh panggang dari api, ayah pun mengatakan tidak, beliau yakin aku bisa, bisa menuntaskankan dengan sempurna. Keyakinan ayah adalah beban buatku, bagaimana ayah bisa yakin sementara aku sendiri ga yakin. Entahlah, mungkin itu feeling orangtua… batinku menenangkan diri.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
****</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hari berlalu, bulan berlalu,semester demi semester pun berlalu, bener adanya tiap semester aku pun menunjukkan peningkatan, walaupun aku tidak bisa cumlaude, hingga akhirnya aku bisa juga bisa juga merasakan yang dinamakan dengan kecemasan menghadapi sidang skripsi. Seminggu sebelum sidang, aku menelpon ayah dan menceritakan bagaimana cemasnya aku dan merasa was-was semakin mendekati hari H. Namun lagi-lagi ayah mampu menentramkan aku yang sedang gundah dengan objek yg tidak jelas bentuknya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Salah satu omongan ayah yang masih aku ingat adalah ”ga,papa..semua orang telah melewatinya dan ayah yakin kamu mampu, nanti setelah lulus ayah akan ke jawa dan ikut wisuda, ayah bisa jalan-jalan ke Semarang dan kita akan jalan-jalan ke kota lainnya di jawa. Iming-iming ayah mampu menenteramkan hatiku. Sejak saat itu, rasa rindu jalan-jalan dengan ayah membuatku semangat dan level kecemasanku perlahan-lahan turun derajatnya hingga akhirnya aku bisa melewati sidang dengan sempurna, sebagai seorang yang dulunya tidak suka psikologi, kini aku mampu lulus dengan nilai sangat meemuaskan meskipun tidak tergolong cumlaude.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku menelepon ayah dan aku sangat senang, dan ayahpun sangat bangga karena kini aku lulus dari sarjana psikologi, beliau selalu bertanya dan kapan tepatnya wisuda diadakan. Setalah semuanya selesai untuk proses skripsi dan menuju persiapan wisuda, H-5 aku menelpon ayah, dan mengatakan ayah sudah bisa membeli tiket dan ke jawa karena hari wisuda sudah pasti dan ayah bisa ke jawa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah berbicara di telpon, aku pun mulai kegirangan sendiri membayangkan ayah akan datang, meskipun mamak tidak ada di tengah-tengah kami nanti. Namun aku masih memiliki rasa senang, Karena akan ada ayah, kakakku dan juga adek yang akan datang ke hari wisudaku, karena capek menghayal akhrinya aku tertidur, sementara aku tertidur nyenyak ditambah dengan gemuruh hujan yang saling bersahutan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seperti biasa subuh hari aku bangun, hendak mengambil wudhu, tiba2 ibu kos mengetuk pintu, dan mengatakan “Mbak, tadi kakaknya Mba dari Jakarta telpon, katanya suruh ke bandara untuk pulang ayah masuk rumah sakit, karena terpeleset kamar mandi. Lemes, terasa hitam sekeliling, mendengar kabar tiba-tiba ayah masuk rumah sakit. Aku langsung mencoba menguasai diri dan 5 menit kemudian aku mencoba meraih hp dan menelpon mbak yang di Jakarta, setelah mendengar penjelasan dari mbak, dengan baju seadanya aku menuju bandara di subuh buta yang diantarkan ibu kos menuju bandara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku lupa akan hari wisuda, dan aku memilih pulang. Setelah melewati perjalanan lebih kurang 3 jam, aku bersama mbakku dari Jakarta kami tiba di rumah. Kami langsung menuju rumah setelah tante menelpon meberitahukan ayah sudah keluar dari rumah sakit, rasanya plong mendengar ayah sudah keluar dari rumah sakit walupun belum sembuh. Setelah sampai di rumah banyak tamu yang menjenguk ayah, aku lari dan masuk ke rumah, sambil berteriak “ayah aku pulaaaaang”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ternyata rasa kangen itu harus aku pendam untuk selama-lamanya, yang kini ada dihadapanku hanya sekujur mayat kaku, putih, tersenyum dan tak bersuara, yang siap untuk dikuburkan. Aku duduk dan entah apa yang terjadi aku ga inget. Aku hilang kesadaran sekitar 2 jam. Aku kaget, ternyata ayah sudah meninggal dari semalam, sehari setelah aku menerima telepon dengan ayah. Aku ga percaya, tiada pergi disaat aku lulus kuliah. Seolah-olah memori ikut meguraikan semuanya, ketika llulus SMA ibu pergi, sekarang Ayah. Ingin rasanya berteriak “ya ALLAH, apa rencanaMu” aku ga tahu harus seperti apa tanpa mereka. Rasanya semuanya hilang begitu saja. Hilang dan gelap.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
****</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah ayah pergi sebulan kemudian, aku masih terpuruk dan terpukul susah untuk bangun, aku kehilangan semangat, hilang teman, hilang sahabat, juga orangtua. Sementara kakakku terus memberikanku semangat. Karena kepergian ayah, aku sangat terpukul. Disaat aku ingin membahagiakannya, ayah pergi. Ayah tidak bisa melihat aku wisuda. Walupun aku telah mewujudkan kuliah di psikologi, namun ayah sudah tiada rasanya sudah tidak berguna sarjana psikologi yang telah kuraih. Bulan berlalu hingga akhirnya aku memasuki dunia kerja. Aku bekerja di sebuah perguruan tinggi di bidang psikologi sebagai assistant dosen. Karena untuk dosen diharus S2, aku pun bertekad S2, “walupun aku ga yakin dengan dana S2,mohon doakan Aneuk ya” mantapku pada diri sendiri dalam hati.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seperti biasanya aku bekerja, mulai jam 8 sampai dengan jam 5 sore. Malamnya aku ikut kursus bahasa inggris, capek karena aku harus menguras energi siang dan malam, tapi aku harus membuat ayah-mamak bangga. Sambil mengikuti kursus aku, mengikuti beberapa seleksi beasiswa dari sebuah lembaga penyedia beasiswa di Aceh. Hingga akhirnya aku mengajukan lamaran ke LPSDM beasiswa di Banda Aceh.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah melalui proses yang panjang, aku dinyatakan sebagai salah satu penerima beasiswa dari lembaga itu. Hati senang bukan main, aku sangat bersyukur, aku bahagia, karena aku akan sekolah master psikologi di luar negri, Taiwan, ROC.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setiap perjuangan pasti akan ada rintangan dan ujian, demikian juga dengan saya. Ujian demi ujian saya temui. Ketika saya dinyatakan lulus dari sebuah lembaga penyediaan beasiswa di salah satu lembaga di Aceh, saya merasa keberhasilan sudah bisa saya genggam. Namun, ternyata ALLAH menguji saya, seminggu kemudian tim lembaga tersebut memanggil saya, menyatakan dikarenakan sesuatu namaku terpaksa dicoret dari daftar penerima beasiswa. Terpukul dan kecewa, itulah perasaan saya pada hari itu. Mungkin Allah punya rencana lain buat saya. Begitulah kalimat yang keluar dari mulut saya untuk membesarkan hati. Impian melanjutkan kuliah di luar negeri pupus sudah. Namun, rasa pantang menyerah dan terus berusaha tetap saya jalani, demi mencapai cita-cita. Saya yakin bahwa sesungguhnya,” kesungguhan akan membuahkan hasil”. Kata-kata ini menjadi motivasi buat saya, untuk mencoba dan terus mencoba, sampai akhirnya saya mengirim berkas aplikasi beasiswa berikutnya ikut seleksi beasiswa di sebuah jejaring kampus tingkat international.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah tiga bulan berlalu, saya sempat dihinggapi perasaan was-was karena belum ada kabar apapun tentang beasiswa tersebut. Dengan sikap positif, terus berdoa dan saya serahkan semuanya kepada Allah sambil terus memegang kata-kata “ajaib” yang saya yakini benar: man jadda wa jadda. Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan hasilnya.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ternyata Allah menjawab doa saya. Ketika akhirnya hari Jum’at di bulan Juni, 2011 lalu saya mendapatkan telepon langsung dari Taiwan dan saya dinyatakan sebagai penerima tunggal beasiswa <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">the Department of Social Welfare (DSW) of Taipei City Government</b>” untuk melanjutkan <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Master of Counseling and Clinical Psychology</b> di Asia University of Taiwan untuk Master Psikologi. Rasa tidak percaya menghinggapi ketika saya dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa dari pemerintahan Taiwan, tak berhenti disitu, ternyata Allah SWT menambahkan kebahagiaan saya, dengan mendapatkan dua beasiswa sekaligus: dari pemerintahan Taiwan, juga dari kampus di Taiwan tempat di mana saya memilih untuk melanjutkan master psikologi. Akhirnya, di karenakan harus memilih, saya memilih DSW Scholarship.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
***</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah sampai di Taiwan, saya mengikuti perkulaiah seperti biasanya, banyak hal yang saya dapatkan dari sana. Kejutan demi kejutan ALLAH datangkan dalam diri saya. Rasa syukur tak henti-hentinya saya ucapkan kepada-Nya ketika saya diberi kepercayaan untuk bisa sekolah di luar negeri, mendapatkan kesempatan beasiswa international, bertemu dan belajar dengan orang asing yang belum pernah kenal sebelumnya, mengenal metode baru dalam dunia pendidikan. Setiap akhir semester, Allah seperti terus menerus memberi kejutan demi kejutan buat saya dalam bentuk angka-angka sempurna di lembar prestasi akademik seorang mahasiswa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Alhamdulillah Rabbku, Engkau menyempurnakan kebahagiannku, menutup semester demi semester mendekati angka sempurna .<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">.I liked it. That’s a gift from God, that I never had before</i>. Kebahagiaan lainnya, di sejumlah agenda kuliah, saya kembali diberi kepercayaan sebagai penghubung sebuah maskapai terkenal Garuda Indonesia (kantor pusat di Taipei) dengan pelajar Indonesia yang berada di Taiwan, dalam penjualan tiket khusus mahasiswa Indonesia Taiwan yang sudah berjalan hampir setahun ini. Kesempatan yang lainnya, saya dipercaya untuk magang di <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">International Hospital Taichung</b>, <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ren-Ai Hospital</b> sebagai Indonesia Services selama 5 bulan sebelum saya balik ke Indonesia, juli 2013 lalu”. Di sisi lain, dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya terus berusaha membenahi bahasa inggris, bertahan demi cita-cita, akhrnya tahun 2013 bulan Mei saya lulus menyandang gelar Master saya dengan masa study 1 tahun, 8 bulan. Tuhan seolah-olah terus menerus menaburi saya dengan kebahagiaan dan kado-kado terindahnya. <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Something just happens when we believe</i>. Hari ini, pada saat menulis artikel ini, aku telah menjadi seorang psikolog klinis dan kisah ini berwujud dari impian mulia seorang ayah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Hidup adalah proses, hidup adalah belajar. Tanpa ada batas umur dan tanpa ada kata-kata menyerah dan putus asa. Ketika “jatuh” berdiri lagi, ketika “kalah” mencoba lagi, dan ketika gagal terus bangkit lagi. <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Never give up</i> . Teruslah belajar dan belajar, Sampai akhirnya Allah berkata “telah tiba waktunya untuk kembali.” Maka berjuanglah sebanyak-banyaknya, Karena dari sana kita akan banyak belajar dan belajar, menjadi sosok yang lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar.</div>
<div align="center" style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Jika apa yang saya dapatkan hari ini adalah sebuah keajaiban, maka keajaiban itu adalah bagian dari kerja keras” <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Zaujatul Amna Afganurisfa, </i></b><b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">S.Psi., M.Sc. 2013)</i></b><b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">.</i></b></div>
<div align="center" style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(</em><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Saya harap tulisan ini mampu menjadi suntikan motivasi terutama bagi mereka yang sudah tidak memiliki orangtua, namun memililiki jutaan mimpi. Yakinlah dengan mimpi2mu kawan. Man jadda wajada, saiap yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya).</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
Sumber : <a href="http://motivasibeasiswa.org/2013/10/05/zaujatul-amna-afganurisfa-my-fathers-dream-made-my-life-as-psychologist/" style="background-color: transparent;">http://motivasibeasiswa.org/2013/10/05/zaujatul-amna-afganurisfa-my-fathers-dream-made-my-life-as-psychologist/</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-40502133693318089302013-10-09T01:07:00.003-07:002013-10-09T01:07:46.356-07:00KHAIRUL RIJAL DJAKFAR :“SEMANGAT!,TOEFL DIBAWAH 500 BISA KULIAH DI LUAR NEGERI”<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEGCzxT8NlFjZClGDwxE9_mVatlFM4Z9fsHLQ6Xof2yeuBdSEIPXCwF5UClBS_VRm5WzFD9aX2ILu0u5CJlllnfIEWzJ6M2YiaLYqXGmNpmqEfayEWOGMEz-MEjRALuCvzGV__ZWZlDm9H/s1600/krairul.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEGCzxT8NlFjZClGDwxE9_mVatlFM4Z9fsHLQ6Xof2yeuBdSEIPXCwF5UClBS_VRm5WzFD9aX2ILu0u5CJlllnfIEWzJ6M2YiaLYqXGmNpmqEfayEWOGMEz-MEjRALuCvzGV__ZWZlDm9H/s1600/krairul.jpg" /></a>Nama saya Khairul Rijal, dalam bahasa Arab berarti “Laki-laki yang paling Baik”. Nama adalah do’a dan orang tua saya tentu berharap saya menjadi orang baik dan tentu juga bernasib baik. <img alt=":-)" class="wp-smiley" src="http://motivasibeasiswa.org/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" style="background-color: transparent; border: 0px; height: auto; margin: 0.75em 0px 5px; max-height: 1em; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sejak kecil saya ingin selalu ke luar negeri, waktu SD, di TVRI saya sangat suka film-film dari luar. Sehingga, sejak saat itu sudah tertanam dalam diri saya agar suatu saat bisa ke luar negeri.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masalahnya adalah saya sangat malas belajar terutama Bahasa Inggris. Sejak SMP, Bapak saya telah membeli buku ENGLISH GRAMMAR agar saya rajin belajar dan dapat nilai tinggi. Namun lagi-lagi, karena malas saya tak sanggup menghafal dan mengingat-ingat Verb 1, 2, dan 3. apalagi jika menyusun kalimat/sentences dan structure. Pasti akan sangat kacau.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Disisi yang lain, aatu kebiasaan dan jadi hoby saya adalah sangat suka nonton film dan mendengar lagu-lagu barat (english, jadi walaupun saya tidak bisa menulis dan mempraktekkan Bahasa Inggris tapi saya tahu sedikit-banyak kosa kata/vocabulary karena hoby tersebut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari TK sampai S1 orang tua membiayai saya kuliah. Tamat S1 saya lulus PNS di Kabupaten Aceh Timur. Sebagai daerah konflik saat itu, sangat tidak mudah bagi saya untuk belajar memperdalam Bahasa Inggris. Sambil bekerja saya terus mencari jalan mewujudkan impian ke luar negeri. Satu-satunya jalan yang saya lihat adalah dengan kuliah. Tentu saja, kuliah dengan mendapatkan beasiswa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tahun 2004 terjadi Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh. Sungguh meninggalkan luka yg mendalam. Saat itu banyak bantuan dari luar negeri datang dan salah satunya adalah beasiswa khusus bagi korban tsunami dan masyarakat Aceh. Saya mencoba mendaftar, baik itu IIEF, ADS, APS dan STUNED namun semuanya mensyaratkan TOEFL sementara saya tidak pernah tahu apa itu TOEFL dan bagaimana mengikuti tesnya. Sehingga saya gagal mendapatkan beberapa beasiswa tersebut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada 2006 saya akhirnya mendapatkan beasiswa tugas belajar S2 ke UGM Yogyakarta, selama disana saya mengikuti tes TOEFL dan jadi paham apa itu TOEFL. Salah satu persyaratan wisuda adalah melampirkan hasil tes TOEFL, namun hasil saya tidak pernah mencapai skor 500. Saya beruntung saat itu tidak perlu harus skor 500 untuk bisa lulus dan wisuda.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di tahun 2008 saya kembali berdinas di kantor dan sejak saat itu pula saya selalu mendaftar Beasiswa Pemerintah Aceh ke Luar Negeri. Lagi-lagi karena TOEFL saya tidak mencapai 500 maka saya selalu gagal tiap tahunnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun saya tidak menyerah, saya berpikir jika saya selalu gagal karena tidak bisa menaikkan TOEFL sampai 500 maka mengapa saya tidak mencari beasiswa yang bisa menerima hasil TOEFL saya. Akhir 2011, dengan informasi dari teman maka saya mendaftar untuk mendapatkan Beasiswa S2 (lagi) dari salah satu kampus di Taiwan. Akhirnya, Alhamdulillah saya lulus, walaupun hanya mendapat half-scholarship yaitu pembebasan biaya kuliah/tuition waiver dan asrama/dormitory. Sementara untuk biaya hidup mengandalkan tabungan dan berjualan voucher pulsa kepada teman-teman mahasiswa. Sedangkan gaji saya selaku PNS saya serahkan untuk istri yang tinggal bersama anak saya di Langsa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sekarang saya sudah masuk semester kedua dan Alhamdulillah nilai di semester pertama cukup bagus dan perkuliahan di Taiwan dengan Bahasa Inggris bisa saya ikuti dengan baik sambil berharap saat nanti mengikuti tes TOEFL lagi, nilai saya bisa mencapai tidak hanya 500 tapi sampai 600. Why not?</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saya yakin, walau TOEFL tinggi menjadi syarat utama kelulusan beasiswa tapi bukan berarti dengan TOEFL rendah kita tidak bisa kuliah di Luar Negeri.<br />Tetap semangat! Jiayooo!</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sumber : <a href="http://motivasibeasiswa.org/2013/07/22/khairul-rijal-djakfar-semangattoefl-dibawah-500-bisa-kuliah-di-luar-negeri/" style="background-color: transparent;">http://motivasibeasiswa.org/2013/07/22/khairul-rijal-djakfar-semangattoefl-dibawah-500-bisa-kuliah-di-luar-negeri/</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-61479473330798800392013-10-09T00:57:00.001-07:002013-10-09T00:57:33.725-07:00ZAUJATUL AMNA AFGANURISFA : “MAN JADDA WA JADDA”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUGmdoBQpq09RHBSF63E8o-SwDCKqUdsB-N5j_oG7jIXBfw3Lojf3AXXoH1K8vbCdATiGG8GanRV328hKHt45lo6i_GptAcQdqQ224offLaG5t6mekS8rmZ0EwC_L0N4tASqHI24An-hcU/s1600/jauzatul-amna.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUGmdoBQpq09RHBSF63E8o-SwDCKqUdsB-N5j_oG7jIXBfw3Lojf3AXXoH1K8vbCdATiGG8GanRV328hKHt45lo6i_GptAcQdqQ224offLaG5t6mekS8rmZ0EwC_L0N4tASqHI24An-hcU/s1600/jauzatul-amna.JPG" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Belajar di luar negeri, sejujurnya bukan soal gengsi, tapi lebih kepada belajar mencari hikmah yang berserakan di muka bumi. “…<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung</i>.” (QS. Al-Jumuah : 10). Hai Kawan, kenalkan nama saya Zaujatul Amna Afganurisfa (yang kini baru lima bulan menyandang gelar Master of Counseling and Clinical Psychology). Saya berasal dari Aceh, setiap orang percaya setiap nama memiliki doa yang baik bagi anak-anaknya, demikian halnya dengan orang tua saya sehingga saya diberi nama seperti itu yang bearti istri yang setia (wallahualam, itu hanya sebuah doa buat saya kelak).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mendapatkan Beasiswa keluar negeri adalah impian setiap orang, termasuk saya. Beasiswa merupakan salah cara akses untuk bisa <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">stay</i> dan kuliah di luar negeri, juga travelling ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi. Awalnya nggak pede buat <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">apply</i>beasiswa, karena IPK pas-pasan dan nilai yang paling buruk adalah nilai TOEFL yang hanya 400. Jangankan di luar negeri, Indonesia saja untuk lanjutin master rasanya lewat sebagai mahasiswa cadangan. Tapi karena keinginan yang kuat, akhirnya saya bisa melanjutkan S2 di <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ASIA UNIVERSITY (AU Taiwan)</b> yang dikenal dengan sebutan “<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">the most beautiful campus in Taiwan</i>” untuk Jurusan Psychology yang pada saat itu menjadi salah satu program international di Taiwan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sekarang, Saya akan berbagi pengalaman saya mendapatkan kesempatan beasiswa dan kerja <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">part-time</i> di luar negeri, semoga ini bisa menjadikan motivasi bagi teman-teman untuk mendapatkan kesempatan kuliah di luar negeri. Cerita ini berawal dari satu setengah tahun lalu. Ketika saat itu saya menjadi satu-satunya dari Aceh yang berhasil mendapatkan beasiswa dari pemerintahan Taiwan, “<b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">the Department of Social Welfare (DSW) of Taipei City Government</b>” untuk melanjutkan <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Master of Counseling and Clinical Psychology</b> di Asia University di Taiwan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tak mudah bagi saya untuk mendapatkan semua itu. Butuh jerih payah dan usaha yang tak kenal lelah. Mulai dari saya harus membenahi bahasa inggris saya yang sangat amburadul. Saya terpaksa ambil kelas malam. Kerja dari jam 08.00-15.00, dari jam 19.30 – 21.20 saya ikut les bahasa inggris. Semangat yang tak pernah karam dalam diri saya untuk bisa melanjutkan pendidikan. Saya mulai ikutin seleksi lembaga penyediaan beasiswa Aceh, juga ikut dalam seleksi beasiswa online di beberapa negara yang menjadi pilihan saya. Walaupun capek saya tetap istiqomah dngan mimpi-mimpi saya. Setiap perjuangan pasti akan ada rintangan dan ujian, demikian juga dengan saya. Ujian demi ujian saya temui.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketika saya dinyatakan lulus dari sebuah lembaga penyediaan beasiswa di salah satu lembaga di Aceh, saya merasa keberhasilan sudah bisa saya genggam. Namun, Allah SWT menguji saya, dikarenakan sesuatu hal nama saya tercoret dari daftar penerima beasiswa itu, dengan penjelasan yang tidak masuk akal menurut saya, saya hanya bisa pasrah dan dengan berat hati saya melepaskan. Mungkin Allah punya rencana lain buat saya. Begitulah kalimat yang keluar dari mulut saya untuk membesarkan hati. Impian melanjutkan kuliah di luar negeri pupus sudah. Namun, rasa pantang menyerah dan terus berusaha tetap saya jalani, demi mencapai cita-cita. Saya yakin bahwa,<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">”siapa yang bersungguh, maka dia akan mendapatkan hasilnya”</i>. Kata-kata ini menjadi motivasi buat saya, untuk mencoba dan terus mencoba, sampai akhirnya saya mengirim berkas aplikasi beasiswa berikutnya, ikut seleksi beasiswa di sebuah jejaring kampus tingkat international lainnya di wilayah Asia.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah tiga bulan berlalu, saya sempat dihinggapi perasaan was-was karena belum ada kabar apapun tentang beasiswa tersebut. Dengan sikap positif, saya terus melanjutkan aktiviatas les saya seperti biasa, tak lupa terus berdoa dan saya serahkan semuanya kepada Allah sambil terus memegang kata-kata “ajaib” yang saya yakini benar: <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“man jadda wa jadda”</b> (Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan hasilnya).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ternyata Allah menjawab doa saya. Ketika akhirnya hari Jum’at di bulan Juni, 2011 lalu saya mendapatkan telepon langsung dari Taiwan dan saya dinyatakan sebagai penerima tunggal asal Aceh yang lolos seleksi beasiswa dari pemerintah Taipe untuk meneruskan kuliah Master Psikologi di Taiwan. Rasa tidak percaya menghinggapi ketika saya dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa dari pemerintahan Taiwan. Tak berhenti disitu, ternyata Allah SWT menambahkan kebahagiaan saya, dengan mendapatkan dua beasiswa sekaligus: dari pemerintahan Taiwan, juga dari kampus di Taiwan tempat di mana saya memilih untuk melanjutkan master psikologi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akhirnya, saya harus memilih salah satu dari dua beasiswa itu. Rasa ketidakpercayaan diri kembali menyergap saya saat diminta mengurus keperluan seperti passport, visa dan legalisir beberapa dukumen lainnya untuk keberangkatan ke Taiwan pada September 2011. Namun, lagi-lagi rasa ingin melanjutkan sekolah lebih besar dari rasa deg-degan yang menghinggapi jiwa saya saat itu. “Ini pengalaman baru dan ini tugasku untuk menyambut dunia baruku dan Taiwan akan menjadi Aceh di hatiku,” batin saya kemudian untuk menyemagati diri saya sendiri. Setelah 1 tahun kemudian saya berada di tanah formosa (istilah lain dari Negara Taiwan – Republik of Cina) banyak pengalaman yang bisa saya petik dari negara kepulauan yang kecil ini. Arti tentang keramahtamahan <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">taiwanese people</i>, <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">culture, season</i> yang berbeda, dan dunia pendidikan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Selama di Taiwan, saya merasa bahwa saya seperti sedang di Aceh. Kekerataban, rasa kekeluargaan yang terjalin di antara mahasiswa internasional maupun lokal, selalu menjadi bagian cerita tersendiri buat saya. Betapa menyenangkan mengenal dan mendalami banyak budaya dari berbagai mancanegara. Rasa syukur tak henti-hentinya saya ucapkan kepada-Nya ketika saya diberi kepercayaan untuk bisa sekolah di luar negeri, mendapatkan kesempatan beasiswa international, bertemu dan belajar dengan orang asing yang belum pernah kenal sebelumnya, mengenal metode baru dalam dunia pendidikan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setiap akhir semester, Allah seperti terus menerus memberi kejutan demi kejutan buat saya dalam bentuk angka-angka sempurna di lembar prestasi akademik seorang mahasiswa. Alhamdulillah Rabbku, Engkau menyempurnakan kebahagiannku, menutup semester demi semester mendekati angka sempurna ..I liked it. That’s a gift from God, that I never had before. Kebahagiaan lainnya, di sejumlah agenda kuliah, saya kembali diberi kepercayaan sebagai penghubung sebuah maskapai terkenal Indonesia (kantor pusat di Taipe) dengan pelajar Indonesia yang berada di Taiwan, dalam penjualan tiket khusus mahasiswa Indonesia Taiwan yang sudah berjalan hampir kurang 1 tahun 5 bulan. Dan yang lainnya saya dipercaya untuk magang di <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">International Hospital Taichung</b>, <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ren-Ai Hospital</b> sebagai Indonesia Services selama 5 bulan sebelum saya balik ke Indonesia, juli 2013 lalu”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di sisi lain, dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya terus berusaha membenahi bahasa inggris, bertahan demi cita-cita, akhrnya tahun 2013 bulan Mei saya lulus menyandang gelar Master saya dengan masa study 1 tahun, 8 bulan. Tuhan seolah-olah terus menerus menaburi saya dengan kebahagiaan dan kado-kado terindahnya. <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Something just happens when we believe</i>. “Hidup adalah proses, hidup adalah belajar. Tanpa ada batas umur dan tanpa ada kata-kata menyerah dan putus asa. Ketika “jatuh” berdiri lagi, ketika “kalah” mencoba lagi, dan ketika gagal terus bangkit lagi. <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Never give up</i> . Teruslah belajar dan belajar, Sampai akhirnya Allah berkata “telah tiba waktunya untuk kembali.” Maka berjuanglah sebanyak-banyaknya, Karena dari sana kita akan banyak belajar dan belajar, menjadi sosok yang lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar. Selamat berjuang dan selamat bertebaran di muka bumi, yakinlah “man jadda wajadda”. “Jika apa yang saya dapatkan hari ini adalah sebuah keajaiban, maka keajaiban itu adalah bagian dari kerja keras” <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Zaujatul Amna Afganurisfa, 2013)</i></b></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1.5em; orphans: 4; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sumber : </i></b><a href="http://motivasibeasiswa.org/2013/09/21/zaujatul-amna-afganurisfa-man-jadda-wa-jadda/" style="background-color: transparent;">http://motivasibeasiswa.org/2013/09/21/zaujatul-amna-afganurisfa-man-jadda-wa-jadda/</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-46282161419702662932013-10-05T18:14:00.001-07:002013-10-05T18:14:16.074-07:00Ranup Lampuan Taiwan Menanti Mahasiswa Baru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH MUSLEM DAUD</strong>, Ketua Ikatan Mahasiswa Aceh Ranup Lampuan di Taiwan, kandidat doktor pada Educational Measurement and Statistics, NTCU, Taiwan</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
ADANYA Pameran Pendidikan Tinggi (Higher Education) Taiwan Expo yang diselenggarakan pada 3 Oktober 2013 kemarin di Gedung Ali Hasjmy IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, merupakan kesempatan baik bagi para calon mahasiswa/i untuk melanjutkan studi strata 1 (S1) dan pascasarjana S2 (magister), atau bahkan S3 (doktoral/PhD) ke Taiwan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Pameran tersebut, seperti dilaksanakan sudah dua kali di Banda Aceh, bukan hanya memberikan informasi kepada pengunjung, tetapi juga memungkinkan para peminat melamar program studi di universitas-universitas terkemuka yang ikut pameran dimaksud.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Di samping itu, dengan ikut sertanya lembaga penyedia beasiswa maka peluang belajar gratis ke Taiwan semakin terbuka lebar. Sungguh ini merupakan kesempatan bagus dan tidak banyak negara yang melakukan penjaringan mahasiswa langsung seperti ini. Oleh karena itu, kerja sama Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Aceh dan Elite Study in Taiwan (ESIT) serta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry ini perlu diberi apresiasi setinggi-tingginya.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sebagai sharing pengalaman, saya mengunjungi Pameran Pendidikan Taiwan sekitar Oktober 2011 yang waktu itu diadakan di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala, juga atas kerja sama LPSDM Aceh dengan ESIT. Pada waktu itu saya langsung tertarik untuk melamar program studi di universitas tempat saya belajar kini. Dengan beberapa dokumen dasar yang saya bawa, pihak universitas tersebut pun dapat melihat keseriusan saya dan tertarik untuk meng-interview serta memproses lebih lanjut lamaran saya. Dan pada akhirnya saya diterima menjadi salah seorang mahasiswa di universitas mereka.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kesempatan ini juga digunakan oleh teman-teman lain dan hasilnya pada tahun 2012 ada 32 mahasiswa Aceh yang berbarengan dengan saya berangkat ke Taiwan untuk menempuh pendidikan di berbagai program studi, baik untuk jenjang S2 maupun S3.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Keseriusan Pemerintah Aceh dan Departemen Pendidikan Taiwan yang diwakili oleh ESIT untuk menjaring putra-putri Aceh menjadi calon mahasiswa ke Taiwan, telah memberikan inspirasi bagi Ikatan Mahasiswa Aceh Ranup Lampuan di Taiwan yang didukung oleh para alumni untuk mengadakan beberapa sosialisasi pendidikan Taiwan beberapa minggu lalu di Aceh (pertengahan Agustus sampai pertengahan September 2013). Beberapa lokasi kegiatannya adalah Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh (16 Agustus); Pusat Bahasa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (18 Agustus); Pusat Studi China IAIN Ar-Raniry (5 September); FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh (7 September); Perguruan Tinggi Al-Hilal Sigli, dan Badan Kepegawaian Kabupaten Pidie (9 September).</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Di samping itu, dengan dukungan penuh salah satu radio swasta, pada tanggal 28 Agustus, Ranup Lampuan Taiwan telah pula melakukan live talkshow untuk menyebarkan informasi pendidikan Taiwan serta beasiswa-beasiswa yang tersedia. Apa yang mahasiswa dan alumni lakukan selama ini merupakan kegiatan sukarela yang didanai secara mandiri oleh rekan-rekan yang terlibat dalam kegiatan tersebut.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Adapun bahan-bahan sosialisasi didukung penuh oleh ESIT dan Office of International Affairs (OIA) National Chiao Tung University dan OIA National Taichung University of Education, Taiwan. Terima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan sosial tersebut.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Besar harapan kami, apa yang dilakukan mahasiswa dan alumni pada masa liburan tersebut akan bersinergi dan memberikan kontribusi positif bagi terjaringnya calon-calon mahasiswa baru yang akan melanjutkan studi ke berbagai universitas di berbagai kota di Taiwan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sekadar informasi, Ikatan Mahasiswa Aceh Ranup Lampuan di Taiwan yang didirikan tahun 2006/2007, sekarang memiliki anggota lebih dari 100 mahasiswa yang tersebar di tujuh kota: Taipei, Hualien, Keelung, Zhongly, Hsinchu, Taichung, dan Tainan. Jadi, di mana pun calon mahasiswa diterima, dipastikan akan ada saudara-saudari kita yang menunggu, menjembatani kepentingan sosial budaya, dan membantu mahasiswa baru asal Aceh beradaptasi di Taiwan. Jadi, gunakanlah kesempatan emas ini sebaik-baiknya dan kami menunggu Anda di Negeri Formosa. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga dipublis di Serambi Indonesia</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-76506296704728152692013-10-01T01:18:00.002-07:002013-10-01T01:18:57.978-07:00Gambar Mengerikan pada Rokok Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFs92o6FlbAd3az-hheO1Blk5mYa2Tltznxv6ZIV5Mt7P48CQfwTYw6v3p8bJLBqYioHJ0zR6VA5JtQE8BwH09CS22_Lof4K6U4JDhpHD326inUzOU5ql7dsM8F5yis_2-dmWiMoSjlJJV/s1600/faisal-anwar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFs92o6FlbAd3az-hheO1Blk5mYa2Tltznxv6ZIV5Mt7P48CQfwTYw6v3p8bJLBqYioHJ0zR6VA5JtQE8BwH09CS22_Lof4K6U4JDhpHD326inUzOU5ql7dsM8F5yis_2-dmWiMoSjlJJV/s320/faisal-anwar.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH FAISAL ANWAR</strong>, penerima beasiswa dari LPSDM Aceh, mahasiswa program Magister di National Chiayi University- Taiwan</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
TAIWAN adalah negeri yang memiliki perhatian besar terhadap kesehatan. Ini dapat dilihat dari keseriusan pemerintahnya dalam “menjinakkan” para perokok.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Rokok, sama seperti halnya di Indonesia, juga diperjualbelikan di Taiwan. Namun demikian, tidak semua orang diperbolehkan membeli rokok secara bebas di sini. Orang-orang yang diperbolehkan membeli dan menikmati rokok hanyalah yang sudah dewasa atau berusia 18 tahun ke atas. Para kasir di setiap swalayan akan melihat dan menanyakan apakah si pembeli sudah berusia 18 tahun ke atas atau belum. Mereka tidak hanya memikirkan keuntungan belaka dengan “mengobral” rokok kepada semua orang. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Rokok di Taiwan tidak ada yang dijual secara eceran, semua rokok dijual per bungkus dan hanya tersedia di swalayan-swalayan. Sebungkus rokok di Taiwan sangatlah mahal dibandingkan dengan sebungkus rokok di negeri kita. Per bungkusnya berkisar 70-80 NT, sekitar Rp 23.800-Rp 27.700 (tergantung dari merek rokok yang dibeli) dengan isi 16 batang.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Untuk menumbuhkan kesadaran para perokok tentang arti penting kesehatan, Pemerintah Taiwan memasang gambar-gambar penyakit yang disebabkan oleh rokok di setiap bungkus rokok. Mulai dari paru-paru hitam, gusi hitam, gigi yang kuning dan berlubang hingga gambar janin yang rusak disebabkan asap rokok.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Langkah pemerintah tidak hanya sampai di situ. Pemerintah juga mensterilkan tempat-tempat umum dari pecandu rokok. Seperti bandara, stasiun, terminal, bus, kafe, dan lain-lain. Pemerintah Taiwan mengatur sanksi tegas berupa denda sebesar 10.000 NT (Rp 3.400.000) bagi siapa saja yang tetap melanggar.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Bagi para mahasiswa perokok, merokok di Taiwan menjadi “penjara”. Mereka hanya diperbolehkan merokok di taman sekitar kampus dan tidak boleh berkeliaran sambil menenteng rokok. CCTV di setiap pojok asrama siap mengintai gerak-gerik mereka dan alarm asap di setiap kamar siap berbunyi ketika mendeteksi asap. Sanksi yang sama juga berlaku bagi mahasiswa apabila mereka melanggar.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Keseriusan dan ketegasan Pemerintah Taiwan sangat membuahkan hasil. Kita tidak akan melihat perokok di tempat-tempat umum dan kampus. Udara yang kita hirup pun segar dan bebas dari asap berbau tembakau yang menyembunyikan banyak penyakit.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tentu ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan negeri kita, khususnya Aceh yang menjadi “surga” bagi para pecinta si kulit putih sepanjang 9 cm dan “nereka” bagi pecinta kesehatan. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Di nanggroe kita tercinta akan sangat mudah kita temukan orang merokok di tempat-tempat umum seperti di bus, labi-labi, warung kopi, terminal bahkan mushalla. Ironisnya si perokok terkadang cuek terhadap ibu hamil, wanita, atau anak-anak yang berada di sekeliling mereka yang juga menjadi “perokok” tanpa filter.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kita harus akui pemerintah kita masih lemah dalam mengawasi rokok dan pencintanya dan lemah pula kesadaran masyarakat kita akan arti kesehatan meski di setiap bungkus rokok sudah dicantumkan peringatan bahwa merokok itu dapat mengganggu kesehatan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Oleh karena itu, kesadaran akan kesehatan harus kita tumbuhkan dari diri kita sendiri dan sedini mungkin sebelum penyakit menggerogoti paru-paru yang sudah Allah berikan kepada kita. Marilah kita hormati orang-orang yang tidak merokok dengan tidak merokok di sekeliling mereka. Pepatah Arab mengatakan, “Ahsihhatu taajun `alaa ru`usi ashihhaa`, laa yarahaa illa l-mardha” (Kesehatan itu adalah mahkota di atas kepala orang-orang yang sehat, tidak ada yang bisa melihat mahkota itu kecuali mereka yang sakit). </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-64932504111338823642013-09-10T08:51:00.003-07:002013-09-10T08:51:49.669-07:00Untungnya Mengantongi Kartu Halal di Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhawJjsds0hZKyFBJav1WElvDWq_XSTq2YRjae8VE_-TPe-KOE8OiYlcxQQ4LNyN2HCfJ_h3wyo8PsesoEemgtwJxStHG5M2qYTXTSZGGc-mJZWxsrY3y1ZA5jkx7JSJM1a4ft4GxOCbwSX/s1600/sri-agustina.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhawJjsds0hZKyFBJav1WElvDWq_XSTq2YRjae8VE_-TPe-KOE8OiYlcxQQ4LNyN2HCfJ_h3wyo8PsesoEemgtwJxStHG5M2qYTXTSZGGc-mJZWxsrY3y1ZA5jkx7JSJM1a4ft4GxOCbwSX/s320/sri-agustina.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>OLEH SRI AGUSTINA</b>, penerima beasiswa dari LPSDM Aceh, mahasiswi Program Magister di National Taiwan Ocean University, melaporkan dari Taiwan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">MENJADI
minoritas di tengah mayoritas orang yang beda agama bukanlah sesuatu
yang menyenangkan. Itulah yang saya rasakan ketika pertama kali
menginjakkan kaki di Taiwan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya awalnya tak terbiasa menjawab
pertanyaan yang kadangkala hanya saya tebak maksudnya dari cara warga
Taiwan menunjuk-nunjuk jilbab saya (berhubung kemampuan bahasa Mandarin
saya yang masih sangat minim) tentang mengapa saya berpakaian tertutup,
meski pada musim panas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada akhirnya, saya juga harus
membiasakan diri untuk tersenyum ketika beberapa orang tua di dalam bus
atau kereta api menatap “bagai tiada akhir” dan tanpa pertanyaan atau
malah melakukan “bisik-bisik tetangga” terhadap pakaian muslimah yang
saya kenakan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sekarang sudah setahun saya berada di Negeri
Formosa ini untuk melanjutkan studi di National Taiwan Ocean University
(NTOU). Orang-orang sekitar tempat saya tinggal sepertinya sudah mulai
terbiasa dengan keberadaan saya. Namun, bagi saya, setahun di sini masih
belum cukup untuk membiasakan diri dengan lingkungan, terlebih dengan
makanan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Minimnya jumlah populasi muslim di sini membuat saya
kesulitan mencari warung makan atau makanan berlabel halal. Alhasil,
memasak sendiri menjadi alternatif terakhir. Tapi terkadang karena
kesibukan di laboratorium, mencari makanan siap saji di luar menjadi
keharusan. Inilah jurus andalan saya saat mencari makanan di luar, yakni
memperlihatkan kartu Halal Formmit!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kartu Halal Formmit adalah
lembaran kecil berukuran 5x7 cm yang diprint dan diperbanyak oleh Forum
Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan (Formmit), kemudian dibagikan
kepada mahasiswa muslim di Taiwan. Kartu ini menjadi sangat ampuh
terlebih untuk kami yang bahasa Mandarinnya masih seperti anak balita
yang baru belajar membaca. Kartu ini dicetak dalam karakter Mandarin
yang kira-kira artinya seperti ini: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Halo, saya seorang muslim. Oleh karena itu: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">- saya tidak boleh makan daging babi dan makanan yang mengandung unsur babi, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">- saya juga tidak boleh makan darah dan makanan yang mengandung darah, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">- saya tidak mengonsumsi alkohol dan makanan yang mengandung alkohol,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">- saya juga tidak boleh makan daging (ayam, bebek, sapi, kambing) yang disembelih tidak dengan cara Islam,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">-
jika Anda menggunakan peralatan masak yang sebelumnya digunakan untuk
memasak daging babi, tolong peralatan tersebut dibersihkan lebih dulu
sebelum memasak makanan yang saya pesan. Terima kasih.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Biasanya,
percakapan dengan penjual di kafe atau restoran saya awali dengan
“permisi” atau “mohon maaf, bahasa Cina saya tidak bagus”, kemudian saya
tunjukkan kartu Formmit tersebut. Selebihnya, merekalah yang membantu
saya untuk mendapatkan makanan yang sesuai status saya sebagai muslimah.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain mengandalkan kartu halal dari Formmit, warung Indo adalah
alternatif lain untuk mendapatkan makanan halal dan sesuai dengan lidah
Indonesia. Warung Indo adalah sebutan para warga Indonesia di Taiwan
untuk toko yang dikelola oleh warga negara Indonesia yang sudah lama
menetap di Taiwan. Toko ini juga menyediakan makanan-makanan khas
Indonesia, mulai dari mi instan, bumbu-bumbu instan (seperti bumbu nasi
goreng, bumbu soto, bumbu rendang, bumbu ayam goreng, dan lain-lain),
snack, bumbu dapur (seperti ketumbar, kemiri, terasi, dan daun jeruk
kering) hingga nasi dan lauk pauk. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tapi tidak semua warung Indo
terjamin kehalalannya. Walaupun tidak menjual babi, namun mereka menjual
lauk berupa daging sapi atau ayam yang bahan mentahnya dibeli dari
pasar sekitar serta tidak ada jaminan disembelih secara islami. Tapi
setidaknya, di warung Indo ini, kami bisa berkomunikasi dengan baik
tanpa perlu menunjukkan kartu halal kepada penjualnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Minimnya
makanan halal di Taiwan tidak lantas membuat saya urung semangat atau
bahkan menderita kelaparan. Dengan kartu halal Formmit yang selalu saya
bawa ke mana-mana dan warung Indo yang juga menyediakan lauk seafood,
telur atau lauk lain yang lebih jelas kehalalannya, saya tetap semangat
untuk menyelesaikan studi di negara yang pulaunya berbentuk daun ini. <br /><b>[email penulis: tinameutuah@yahoo.co.id]</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber:<a href="http://aceh.tribunnews.com/2013/09/08/untungnya-mengantongi-kartu-halal-di-taiwan">http://aceh.tribunnews.com/2013/09/08/untungnya-mengantongi-kartu-halal-di-taiwan</a><b> </b></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-81930189662522952512013-08-27T07:16:00.002-07:002013-08-27T07:16:43.076-07:00Mahasiswa Aceh di Taiwan sosialisasikan sistem pendidikan Taiwan di Unsyiah <div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
ORGANISASI mahasiswa Aceh yang sedang menempuh pendidikan S1-S3 di Taiwan Ranub Lampuan, kemarin menggelar sosialisasi pendidikan Taiwan di Pusat Bahasa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Senin 19 Agustus 2013.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Acara tersebut disambut hangat oleh para lulusan baru Unsyiah. Ketua Ranub Lampuan, Muslem Daud, dalam rilis yang diterima ATJEHPOSTcom menyampaikan, kegiatan yang dibuat secara sukarela tersebut untuk menyebarkan informasi mengenai sistem pendidikan di Taiwan, beasiswa, serta gambaran kehidupan di Taiwan.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
“Acara ini dikemas dengan doorprize, slide presentasi, tanya jawab dan hadiah souvenir dari Taiwan. Kegiatan ini dihadiri oleh dua puluhan peserta dari berbagai jurusan di lingkungan Universitas Syiah Kuala,” ujarnya.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sosialisasi ini katanya juga bagian dari kegiatan masa liburan, di samping penggalangan dana untuk korban gempa Gayo yang telah dibuat beberapa waktu lalu. Sebelumnya kegiatan serupa sudah dibuat di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
“Dalam minggu-minggu ke depan teman-teman akan sosialisasikan ke Pemda Pidie, IAIN Ar Raniry, Serambi Mekah dan Pemda Sabang,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Salah seorang peserta, Reka, menyampaikan jika kegiatan tersebut sangat bermanfaat karena selain memberikan informasi pendidikan, juga mendapat wawasan dari berbagai sisi mengenai proses belajar mengajar di Taiwan. Baik dari mereka yang sedang belajar di sana maupun sudah lulus.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
“Ada di antara kami yang dulunya berfikir, Taiwan itu dekat Thailand, ternyata Taiwan itu adalah Republik Cina atau Cina Taipe. Taiwan yang jaraknya hingga enam jam perjalanan (udara) dari Aceh bertetangga dengan Republik Rakyat Cina yang selama ini kita kenal,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sementara itu koordinator kegiatan, Edward Iswardy, mengatakan kegiatan ini adalah Mini Expo Taiwan di Unsyiah yang dimotori oleh rekan-rekan mahasiswa dan alumni dari berbagai universitas di Taiwan.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Ia berharap para peminat yang ingin melanjutkan studi ke Taiwan bisa mendapat informasi awal. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada rekan-rekannya yang telah membantu terselenggaranya kegiatan tersebut. Khususnya kepada Direktut Pusat Bahasa Unsyiah.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Semua materi dalam kegiatan tersebut bersumber dari Elite Study in Taiwan, Kementerian Pendidikan Taiwan dan beberapa universitas seperti National Chung Hua University dan National Taichung University of Education.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sumber : Atjehpost.com</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-48979172480136003932013-08-27T02:06:00.001-07:002013-09-10T08:52:51.230-07:00Santunnya Pengamen di Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK4QExsuxx2IPthPOY7QyUZQJg7IOewDBVZNRIWOtBxQq1oLeL86AxzkueIR2YTtGB92kHDTixfV6pHdEio4mepF-uNY9zR3iMy9oiS7WMEzqo1UC3-sp19RaDsFmJ8i2aRzDdlhMpC7-Y/s1600/khairunisa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK4QExsuxx2IPthPOY7QyUZQJg7IOewDBVZNRIWOtBxQq1oLeL86AxzkueIR2YTtGB92kHDTixfV6pHdEio4mepF-uNY9zR3iMy9oiS7WMEzqo1UC3-sp19RaDsFmJ8i2aRzDdlhMpC7-Y/s1600/khairunisa.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH KHAIRUNNISA SYALADIN</b>, mahasiswi Farmasi UGM Yogyakarta, peserta PPSDMS Nurul Fikri VI, Kaohsiung-Taiwan</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
HAL menarik tentang Taiwan selama saya berada di sini, khususnya di Kaohsiung, adalah saya tidak menemukan pengemis ataupun anak jalanan di jalanan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
Saat saya bertanya kepada seorang teman, dia jawab bahwa Taiwan memiliki tingkat ekonomi yang cukup mapan, sehingga pemerintahnya mampu memilihara anak jalanan dan orang miskin dengan baik.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
Bila kita bandingkan dengan Indonesia, di setiap perempatan jalanan pastilah banyak pengemis, gelandangan, dan anak jalanan yang meminta-minta. Semoga ke depannya Indonesia akan bebas dari pengemis dan anak jalanan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
Jika pengemis dan anak jalanan tidak ada di Taiwan, tapi yang namanya pengamen tetap ada. Tapi mereka memiliki seni yang berbeda dalam mengamen dibanding pengamen di negeri kita. Mereka tidak akan mengganggu saat kita sedang makan di sebuah tempat makan, misalnya.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
Menurut saya, seni mereka mengamen sangat unik. Mereka tidak perlu berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya. Saya sudah dua kali bertemu pengamen selama di Taiwan ini. Pertama, di pelataran Museum Confucius. Di sini, seorang wanita yang berdandan dengan pakaian tradisional Taiwan bernyanyi sepanjang hari ditemani seorang bapak tua yang memainkan musik. Sepertinya mereka membawakan lagu tradisional Taiwan. Nah, siapa yang lewat di depan mereka dan mau memberikan sumbangan tinggal menaruh uangnya di atas sapu tangan yang mereka gelar di tanah. Sungguh cara mengamen yang sangat santun.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
Kedua, pada suatu malam saat saya pulang dari pasar malam, saya temukan seorang gadis cantik mengamen di perempatan jalan. Caranya sama, dia bernyanyi menggunakan mikrofo dan speaker di pinggir jalan. Lagu yang dibawakan adalah lagu pop dan dia menggunakan baju dan dandanan yang cantik. Trotoar perempatan jalan itu bagaikan panggung baginya.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
Banyak hal yang menarik dan bisa dipelajari dari Taiwan. Semoga perjalanan saya beberapa bulan di sini akan memberikan pengalaman terbaik untuk saya. Semoga pula ke depannya hal-hal baik yang ada di Taiwan ini bisa saya bantu terapkan di Indonesia, khususnya di Aceh. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.7); color: #323233; font-family: Arial,'sans serif'; font-size: 16.3636px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px; text-align: justify;">
Tulisan ini juga dipublish di Serambi Indonesia.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-82175769228899283242013-08-25T19:06:00.000-07:002013-08-25T19:08:10.913-07:00Berburu Makanan Halal di Pulau Formosa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNaWveGXcPtoT5G4SSRxSwpCH8ZqrFybaF999gTbPlQGlaCf8lOsfJMCNDA4n5rWSvp4jsF4V5NOI7qihjjjruJUCy5GG8Hjr6IN_W1FG7G1BKoVBwY3K81lXFi4gEWQRivoCN2EP-D4KX/s1600/khairunisa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNaWveGXcPtoT5G4SSRxSwpCH8ZqrFybaF999gTbPlQGlaCf8lOsfJMCNDA4n5rWSvp4jsF4V5NOI7qihjjjruJUCy5GG8Hjr6IN_W1FG7G1BKoVBwY3K81lXFi4gEWQRivoCN2EP-D4KX/s1600/khairunisa.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH KHAIRUNNISA SYALADIN,</strong> mahasiswi Farmasi UGM Yogyakarta, peserta PPSDMS Nurul Fikri VI. Kaohsiung-Taiwan</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
DULU, Taiwan bernama Pulau Formosa. Julukan tersebut diberikan oleh penjajah asal Portugis yang menemukan pulau tersebut. Formosa berarti pulau yang indah.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sejak 5 Juli 2013 saya berada di Pulau Formosa ini. Sebagai mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Aceh saya sedang mengikuti pertukaran mahasiswa di Taiwan, tepatnya di Kaohsiung Medical University, salah satu universitas terbaik di Taiwan. Kaohsiung merupakan kota terbesar kedua di Taiwan setelah Taipei. Kota Kaohsiung berada di selatan Taiwan. Jika kita naik kereta biasanya menghabiskan waktu sekitar delapan jam dari Taipei. Namun, bisa juga menempuh perjalanan ke kota ini dengan high speed rail, hanya menghabiskan waktu sekitar dua jam. High speed rail merupakan kereta cepat di Taiwan, namun harga tiketnya bisa dua kali lipat dibandingkan kereta biasa. Saya mahasiswa, jadinya saya pilih kereta biasa. Harga tiket keretanya 520 NT$ atau sekitar Rp 150.000. Dari stasiun besar Taipei ke stasiun besar Kaohsiung saya berangkat seorang diri. Awalnya saya canggung, karena cuma saya yang berjilbab dan itu menjadi pusat perhatian orang Taiwan. Lagian, selama perjalanan saya hanya diam, karena semua orang berbahasa Cina.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Saat malam tiba, akhirnya saya tiba di Kaohsiung. Selama tiga minggu saya hidup di kota ini. Kegiatan yang saya lakukan adalah meneliti antivirus hepatitis C menggunakan tumbuhan Taiwan, Panax natoginseng. Selain melakukan penelitian di pagi hingga siang hari, saya pun menghabiskan waktu dengan jalan-jalan bersama teman saya. Teman-teman saya tersebut ada yang berasal dari daerah setempat dan ada berasal dari luar negeri juga.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Menjalani hidup sebagai seorang muslim di sini tidaklah mudah. Sulit sekali mendapatkan makanan halal di Kota Kaohsiung ini. Apalagi di kota ini, penduduk muslim adalah minoritas. Alhamdulillah, saat di Indonesia saya berinisiatif membawa rice cooker dan hal tersebut sangat membantu saya dalam menjalanankan ibadah puasa. Lebih dari itu, rice cooker saya ini dapat menghindari saya dari makanan yang tidak halal. Saya sudah coba mencari restoran halal, namun semua restoran menjual daging babi. Hal lain yang menakutkan adalah walaupun tak ada daging babi dalam makanan tersebut, namun terkadang mereka menggunakan minyak babi saat memasaknya.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Baru seminggu saya di sini, ternyata jilbab saya menarik perhatian seseorang. Jilbab adalah identitas seorang muslim. Nah, saat saya berjalan di pelataran kampus, seorang kulit hitam menyapa saya dengan mengucapkan “assalamu’alaikum”. Setelah berkenalan, tenyata dia orang muslim yang berasal dari Gambia. Saat saya tanya di mana dia mencari makanan halal, ternyata dia tak tahu dan setiap hari dia memasak sendiri. Saat Ramadhan lalu, dua hari saya berbuka puasa dengan masakannya, sup okra khas Afrika. Alhamdulillah, saya bisa berbuka puasa dengan makanan halal.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Hal lain yang menyulitkan saya sebagai seorang muslim di kota ini adalah tak adanya masjid. Hampir setengah kota ini pernah saya lalui, namun tidak saya temukan masjid dan tidak pernah terdengar kumandang azan. Beberapa hari berikutnya, tepatnya hari Jumat saya bertemu lagi dengan teman muslim Afrika saya. Ternyata saat itu dia akan shalat Jumat di salah satu masjid di kota ini. Dia berjanji suatu saat akan mengajak saya ke masjid tersebut. Nah, untuk mencapai masjid tersebut dapat ditempuh dengan MRT (Mass Rapid Transit).</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
MRT merupakan tranportasi publik Taiwan, kereta bawah tanah yang dapat menjangkau setiap tempat yang ada di Kaohsiung dan kota-kota lain di Taiwan. MRT ini sangat diminati setiap warga Taiwan, baik dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Tak heran jika di kota terbesar kedua Taiwan ini kita tak pernah terjebak macet. Sistem pelayanannya sangat eksklusif dan berteknologi tinggi. Di Kota Kaohsiung sendiri terdapat 50 titik pemberhentian MRT. Jadi, dengan MRT tersebut kita dapat dengan mudah menjangkau segala tempat di Kaohsiung. Masyarakat di sini biasanya memiliki MRT card.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Dengan kartu tersebut mereka bisa langsung naik MRT. Pelajar yang memiliki kartu ini mendapat diskon. Turis atau pelancong harus membeli token lebih dulu. Token tersebut sebagai pengganti kartu MRT, digunakan untuk membuka gerbang saat masuk dan ke luar dari stasiun. Harga token untuk satu tujuan 20 NT$ atau sekitar Rp 7.000. Di dalam MRT penumpang dilarang makan, minum, dan merokok. Yang melanggar didenda 1.500 NT$ atau Rp 500.000. Begitulah cara orang Taiwan menjaga disiplin. Semua mereka patuh aturan. MRT selalu bersih dan bebas dari asap rokok. Ini patut dicontoh oleh masyarakat Aceh. Mari belajar menjaga fasilitas umum. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga di-publish di Serambi Indonesia</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-63751740342149783732013-08-17T22:52:00.000-07:002013-08-17T23:00:44.765-07:00MINI EXPO STUDY IN TAIWAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvo1AcNd4WvUgYTcrb3d2Vw3gKDTC-6xg2YSNg5ItYkaOoDbaVQ68wz23ZAmKxNnBxNn2rtuYe5wmSbMKzsWe3VnSWPbeuez3VYgbJlU68BIax2iAwzzxpk6r-Y_R1rtN8RvgT0kh6RHH3/s1600/study+intaiwan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvo1AcNd4WvUgYTcrb3d2Vw3gKDTC-6xg2YSNg5ItYkaOoDbaVQ68wz23ZAmKxNnBxNn2rtuYe5wmSbMKzsWe3VnSWPbeuez3VYgbJlU68BIax2iAwzzxpk6r-Y_R1rtN8RvgT0kh6RHH3/s400/study+intaiwan.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Dapatkan informasi mengenai kehidupan dan peluang sekolah di Taiwan S1, S2, S3.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Hari/Tanggal : Senin/19 Agustus 2013</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Waktu : 09:00-12:00 wib</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Tempat : Class Room Pusat Bahasa Unsyiah</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br /><br />Anda akan mendapatkan informasi dan berdisksi tentang :<br />1. Kehidupan di Taiwan<br />2. Peluang beasiswa dan study di Taiwan<br />3. Informasi kampus di Taiwan<br />4. Organisasi mahasiswa Aceh dan indonesia di Taiwan<br />5. Cara menyapa dan berkenalan dengan masyarakat Taiwan<br />6. Ada dorprize gift unik dari Taiwan<br /><br />Acara ini diselenggarakan oleh Forum Alumni dan Mahasiswa asal Aceh di Taiwan (Ranup Lampuan)<br />Dapatkan gift menarik untuk 20 (dua puluh) peserta pertama yang datang dan mengisi daftar hadir.<br /><br />informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Edwar Iswardy(081262417971), Muslem Daud ( 081360987714)</span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 17px;">By: Edwar Iswardy</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-44802938401636243132013-08-15T04:32:00.002-07:002013-08-15T04:32:41.327-07:007 Resep Menyiasati Beasiswa ke Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjewIiFeoOIwRk5a0WnFAoloDB6MejAIt21AxXce7OWxA51Wi8Aswpk4XfNWSZL911B9KA9yCpEkUJ3PMi8KKyQuhcq7l21j4JxPU6UDUeG9OpbFamwOun8oMOmjPck5pQLOPa53Ai1IuxX/s1600/Muslim+Daud.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH MUSLEM DAUD, PhD Student</strong>, penerima sharing beasiswa Universitas NTCU Taiwan dan Pemerintah Aceh, Taichung-Taiwan</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
BANYAKNYA negara dan organisasi yang menawarkan beasiswa kepada putra-putri Aceh, ternyata belum termanfaatkan maksimal. Boleh jadi ini disebabkan peminat hanya disuguhi peluang, tanpa diikuti pejelasan bagaimana menyiasati peluang tersebut menjadi kenyataan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Pemerintah Aceh dan Pemerintah Taiwan, melalui Elite Study in Taiwan (ESIT) telah meneken MoU yang salah satu poinnya Pemerintah Taiwan menggratiskan uang kuliah putra-putri Aceh yang tertarik belajar Taiwan. Sedangkan Pemerintah Aceh menanggung biaya hidupnya.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kesepakatan ini patut disyukuri, karena biaya kuliah di Taiwan tergolong mahal, sehingga dengan adanya MoU ini pemerintah dengan budget yang sama dapat mengirim lebih banyak plagi utra-putri Aceh yang berminat melanjutkan kuliah ke Taiwan. Ini merupakan peluang bagus. Namun, untuk mendapatkan kesempatan ini seyoginya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pertama, tingkatkan terus kemampuan bahasa Inggris Anda, sehingga memperoleh skor nilai Test of English as Foreign Language (TOEFL) 500 ke atas. Syarat nilai ini berlaku umum untuk program S2 dan S3. Pilihan bahasa lainnya adalah bahasa Cina/Mandarin dengan sertifikat tingkat 3 atau 4 (advance).</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sejumlah negara juga mensyaratkan nilai TOEFL yang sudah disebutkan dan nilai TOEFL standar ini yang juga dipegang oleh Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Aceh ketika kesempatan beasiswa dibuka. Dengan demikian, jika nilai 500 TOEFL sudah ada di tangan, maka si peminat sudah punya tiket yang sewaktu-waktu dapat digunakan ketika kesempatan beasiswa diumumkan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Sembari menunggu kesempatan tersebut datang, maka hal kedua yang perlu diperhatikan adalah jika peminat memilih untuk belajar dalam bahasa Inggris di Taiwan, maka pastikan bahwa universitas yang dituju punya program studi dalam bahasa Inggris. Sebagai informasi, universitas di Taiwan umumnya menggunakan bahasa nasional mereka, yaitu bahasa Cina dalam pengajaran. Namun, kebanyakan universitas juga menyelenggarakan program dalam bahasa selain bahasa Cina untuk kelas internasional kepada mahasiswa asing.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kalau universitas yang diminati tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, maka lajutkan eksplorasi ke universitas lainnya sampai ditemukan pilihan yang tepat.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Ketiga, jurusan yang dipilih hendaklah sesuai dengan latar belakang pendidikan strata 1 (S1) yang telah dilalui, supaya ilmunya linear. Universitas Taiwan menawarkan beragam tawaran bagi peminat sehingga linearitas kesinambungan keilmuan tetap terjaga. Ini penting, bukan saja untuk kesinambungan pengetahuan, tetapi juga menyangkut nilai kumulatif kepangkatan bagi PNS atau yang berminat jadi PNS.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Keempat, komunikasi hendaknya dibangun sebaik-baiknya dengan pihak universitas, khususnya dengan International Office Administration (OIA) di masing-masing universitas. Komunikasi ini dapat dimulai dengan email. Kebanyakan OIA akan membalas email secara regular.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Kelima, penuhi persyaratan yang diminta dalam proses pelamaran. Dalam melengkapi dokumen, jika diperlukan, peminat dapat berkomunikasi dengan alumni Taiwan atau mahasiswa yang ada di Taiwan untuk memudahkan proses keluarnya Letter of Acceptance (LoA) atau surat diterimanya peminat di universitas yang dituju.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Keenam, berdasarkan LOA dan syarat-syarat lainnya, peminat berkomunikasi dengan LPSDM untuk mendapatkan pendanaan pendidikan yang akan dijalani dengan mengikuti formal test yang diselenggarakan lembaga tersebut. Sebagai informasi, LPSDM selama ini tidak menyediakan beasiswa kepada mahasiswa yang sudah lebih dulu setuju menerima beasiswa dari institusi lain sekalipun itu berjumlah kecil. Oleh karena itu, selama aturan ini belum berubah, mohon benar-benar diperhatikan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Ketujuh, jika memilih jalur LPSDM, maka sejumlah syarat harus dipenuhi. Misalnya, ikut pelatihan di LPSDM atau institusi yang ditunjuk. Nah, dengan mengikuti tujuh resep ini, mudah-mudahan peminat beasiswa mendapat kesempatan studi di Taiwan dan sukses. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga dimuat di Serambi Indonesia.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-5214260859116471362013-07-30T09:39:00.000-07:002013-07-30T09:39:03.291-07:00Pengalaman mahasiswa Aceh berpuasa di Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXa8gJqnrmRn91Ev-fgyhwukllY5o2K05PJgl3yZb8z35-WaOxwG1KBDh8WHLZvtPnj2mnYZaTvKLuK6dDxht0a7fw1wg0wng2npJvP0aUA0S5b_JhZOv3JnyKwrt6EUZNh_5pAit0waCw/s1600/ruzen.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXa8gJqnrmRn91Ev-fgyhwukllY5o2K05PJgl3yZb8z35-WaOxwG1KBDh8WHLZvtPnj2mnYZaTvKLuK6dDxht0a7fw1wg0wng2npJvP0aUA0S5b_JhZOv3JnyKwrt6EUZNh_5pAit0waCw/s320/ruzen.jpg" width="212" /></a></div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Oleh Ruzana Dhiauddin, Aceh Student at National Central University, Chongli-Taiwan</div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
SUDAH dua tahun saya menjalani Ramadan di negera formosa ini. Menjadi muslim minoritas memberikan pengalaman berbeda bagi puasa saya. Sejak September 2012 lalu, saya mengambil program master di bidang Remote Sensing Science and Technology, National Central University.</div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Seperti yang diketahui penganut Islam di Taiwan sangat sedikit. Kebanyakan masyarakat disana menganut ajaran Budha, Kristen atau sama sekali tak beragama (atheis). Selama Ramadan aktifitas penduduk berjalan seperti hari biasanya. Sekolah dan perkuliahan tetap berlangsung. Tidak ada percepatan jadwal pulang seperti lazimnya di Indonesia. Rumah makan dan cafe pun tetap beroperasi sepanjang hari.</div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Kampus tempat saya belajar, termasuk kampus dengan jumlah muslim yang sedikit. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Maka Islam pun terdengar asing bagi rekan-rekan kampus. Banyak yang heran ketika saya menggunakan jilbab atau melaksanakan shalat. Terlebih ketika saya melaksanakan ibadah puasa, mereka menatap saya iba yang harus menahan lapar dahaga.</div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
“Why don’t you eat?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“So, you cannot eat anything for 1 month? Is it okay?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Maka tak jarang ekspresi mereka membuat saya tertawa. Saya kerap menjelaskan kepada mereka tentang arti puasa. Walaupun saya menjadi warga minoritas, saya tidak mengalami kesulitan menjalankan ibadah. Setidaknya pihak kampus memberi izin ketika saya ingin melaksanakan shalat di jam perkuliahan. Ataupun sahur bersama teman-teman di lobby asrama.</div>
<br />
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Ini adalah tahun kedua saya berpuasa di luar Aceh. Jauh dari keluarga dan teman-teman terkadang membuat saya rindu ingin pulang. Rindu dengan tradisi meugang, kuah cram crum ataupun penganan berbuka saat Ramadan ataupun sahur. Walaupun seperti itu saya masih bisa berkumpul dengan teman-teman muslim Aceh untuk berbuka atau sahur bersama dengan menu sederhana, seperti mie goreng atau bubur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Tahun ini Ramadan di Taiwan bertepatan dengan musim panas. Durasi berpuasanya sedikit lebih lama sekitar 16 jam setiap harinya. Tetapi itu tidak menghalangi untuk tetap berpuasa. Bahkan sebagian dari kami semakin bersemangat menyambut Ramadan, yang berarti ada jamuan gratis di mesjid. Terkadang kami sering mendapat tentengan bekal ketika pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><br />
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Disini terdapat tujuh mesjid di seluruh Taiwan. Letaknya yang berjauhan membuat muslim kesulitan untuk melaksanakan shalat Tarawih. Saya yang bermukim di Zhongli, Taiwan bagian tengah, harus bertukar dua kali bus dengan jarak 40 menit perjalanan menuju Masjid Longgang yang paling dekat dengan kampus. Ketika usai Tarawih pun saya harus buru-buru pulang mengingat bus ke kampus cuma sampai pukul 22.10.</div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Jujur saya sangat merindukan berbuka puasa di Indonesia. Disini tidak ada penanda selayak sirine atau bedug jika waktu berbuka tiba. Saya dan teman-teman hanya mengandalkan jadwal imsakiyah yang dibagikan pengurus masjid. Jika sedang berbuka di masjid biasanya menunggu suara Imam memimpin doa berbuka.</div>
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">
Begitu juga dengan suara cempreng bocah-bocah yang berteriak melalui speaker mesjid ketika sahur yang dulunya agak menganggu, kini menjadi hal yang sangat saya rindukan. Terlebih berburu takjil di sore hari. Ramadhan mubarrak!</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><div style="text-align: justify;">
-<strong>Ruzana Dhiauddin-</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Juga di-publish di Atjehpost</div>
</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-6294170320543775002013-06-26T00:03:00.000-07:002013-06-26T00:03:00.449-07:00Masjid At-Taqwa: Masjid ke-7 di Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzdZKJbJVH0eKEdnwPxNKy8oP9xrD-MutJS45F20EsXGK2fSLM12MNZ0297I4hEpchoLphepcAm3iMktXOl7j5Uo23pCN55Q_WSFKSnvD5w1GuKTbKX-JRmWtypBxpuK6d5O9hV6dU0XFV/s1600/Mesjid_attakwa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzdZKJbJVH0eKEdnwPxNKy8oP9xrD-MutJS45F20EsXGK2fSLM12MNZ0297I4hEpchoLphepcAm3iMktXOl7j5Uo23pCN55Q_WSFKSnvD5w1GuKTbKX-JRmWtypBxpuK6d5O9hV6dU0XFV/s1600/Mesjid_attakwa.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menulis tentang hal ini sangatlah menggetarkan. Ini bukanlah hal biasa. Berdirinya sebuah masjid baru di negara yang sangat minoritas Muslim, sangat minoritas. Jumlah penduduk Muslim di Taiwan kurang lebih hanya berkisar di angka 0.2% saja (sumber: Chinese Muslim Association, Taiwan). Mendengar kata “Masjid At-Taqwa” mungkin bagi umat Muslim yang hidup di Indonesia adalah hal biasa, namun bagi mereka yang hidup di Taiwan, ini adalah sebuah hal luar biasa. Mari kita urutkan satu per satu masjid-masjid yang sudah ada di Taiwan:</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Grand Mosque Taipei, Taipei (台北清真寺 – táiběi qīngzhēnsì)</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Cultural Mosque, Taipei (台北文化清真寺 – táiběi wénhuà qīngzhēnsì)</div>
<div style="text-align: justify;">
Longgang Mosque, Chungli (龍崗清真寺 – lónggǎng qīngzhēnsì)</div>
<div style="text-align: justify;">
Taichung Mosque (台中清真寺 – táizhōng qīngzhēnsì)</div>
<div style="text-align: justify;">
Kaohsiung Mosque (高雄清真寺 – gāoxióng qīngzhēnsì)</div>
<div style="text-align: justify;">
Tainan Mosque (台南清真寺 – táinán qīngzhēnsì)</div>
</span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melihat keseluruhan nama masjid yang ada di Taiwan tersebut, maka kata/tulisan “Masjid At-Taqwa” menjadi sebuah ejaan yang asing hadir di telinga. Namun tidak bagi para Muslim Indonesia di Taiwan. Ya, Masjid At-Taqwa adalah masjid ke-7 yang hadir di Taiwan yang dipelopori oleh sepasang suami-istri Taiwan-Indonesia, Bapak Muhammad Yasin (Taiwan) dan Ibu Hasana (Indonesia). Beliau berdua bukanlah “hartawan”, beliau memiliki sebuah toko sederhana (kami biasa menyebut toko semacam ini dengan sebutan “Toko Indonesia”) yang menjual berbagai makanan khas Indonesia dan perlengkapan sehari-hari. Di daerah sekitar sana pun dapat kita jumpai banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di pabrik-pabrik atau pada rumah-rumah tangga.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Masjid itu bermula dari sebuah petak tanah di samping rumah milik pasangan itu. Tanah tersebut adalah milik seorang warga asli Taiwan akan segera dipindahtangankan kepada Bapak Muhammad Yasin dalam waktu 2 tahun ke depan. Perjuangan awal pasangan ini untuk mendirikan masjid tidaklah mudah. Dengan mengeluarkan harta secara maksimal, bahkan hingga berhutang, harus memenuhi tuntutan pembangunan di Taiwan yang rumit dan mahal, dan masih banyak hambatan lainnya yang dihadapi oleh mereka. Namun hal ini sama sekali tidak meruntuhkan semangat mereka untuk menghadirkan taman surga di gersang nya Bumi Formosa.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bekerja sama dengan banyak pihak, organisasi, dan perwakilan pemerintah Indonesia yang sedikit demi sedikit mengumpulkan dana untuk berdirinya Masjid At-Taqwa ini, alhamdulillah, bi idznillah, hampir satu tahun proses pembangunan, kini masjid dengan ukuran (kurang lebih) 5 m x 26 m itu telah berdiri. Masjid At-Taqwa terdiri dari 3 (tiga) lantai yang difungsikan sebagai berikut: lantai pertama digunakan untuk tempat shalat pria, lantai kedua untuk tempat shalat wanita dan ruang tamu, serta lantai ketiga digunakan untuk kelas dan kamar-kamar penginapan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Total perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Masjid ini adalah NTD 9.000.000,00 (Rp 2.950.000.000,00) yang mana baru terkumpul sekitar NTD 3.000.000,00 (Rp 980.000.000,00) – Rincian terlampir. Namun, Alhamdulillah Masjid At-Taqwa ini sudah dapat dioperasikan dan diresmikan pada, Ahad, 9 Juni 2013. Acara ini mengundang kaum muslimin di seluruh Taiwan dan pihak-pihak lainnya. Masjid Besar Taipei pun akan menetapkan Masjid At-Taqwa sebagai pusat umat Muslim Indonesia di Taiwan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagi rekan-rekan yang tertarik lebih lanjut tentang masjid ini dan juga ingin berkontribusi dalam pembangunan Masjid At-Taqwa ini dapat menghubungi email: attaqwa.dayuan@gmail.com atau melalui akun facebook Ibu Hasana Nana (istri dari pasangan yang diceritakan di atas).</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjVdk9Ft9u4L1U3MwfJTkSZc2-_EYaNfkLiHKybXvMOYcz-1e_e0wh88_U_s0NpyvDOky0vnp0l9-UAllM2_JQH6ulsdB2GPNcBBRewrfNnNG0LrlYkA3VTC6Ptuybjd-Kfs-FULl-5LVf/s1600/Mesjid_attakwa2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjVdk9Ft9u4L1U3MwfJTkSZc2-_EYaNfkLiHKybXvMOYcz-1e_e0wh88_U_s0NpyvDOky0vnp0l9-UAllM2_JQH6ulsdB2GPNcBBRewrfNnNG0LrlYkA3VTC6Ptuybjd-Kfs-FULl-5LVf/s1600/Mesjid_attakwa2.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 10px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sumber :</span><a href="http://www.dakwatuna.com/2013/06/04/34395/masjid-at-taqwa-masjid-ke-7-di-taiwan-masjid-indonesia-pertama-di-taiwan/#ixzz2XEuPEIEF" style="background-color: transparent;">http://www.dakwatuna.com/2013/06/04/34395/masjid-at-taqwa-masjid-ke-7-di-taiwan-masjid-indonesia-pertama-di-taiwan/#ixzz2XEuPEIEF</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-38890344096552893702013-06-25T23:53:00.001-07:002013-06-25T23:53:48.985-07:00Mudahnya berkeliling Taiwan menggunakan ‘Easy Card’<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZrQLbyjJ686d2ioRrVxpJJas3TLFXeh4DNak9q0aBzXPd5Hx_UuW-YqNKDuvbPjNFkZ48YeTN_w1YvyLGh9rmEJZxTi-ThKqhkEAqerPU3URkjChLtJI16UrmC6wRAm4UZXFEWcvdiy2n/s1600/easy+card.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZrQLbyjJ686d2ioRrVxpJJas3TLFXeh4DNak9q0aBzXPd5Hx_UuW-YqNKDuvbPjNFkZ48YeTN_w1YvyLGh9rmEJZxTi-ThKqhkEAqerPU3URkjChLtJI16UrmC6wRAm4UZXFEWcvdiy2n/s320/easy+card.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Oleh Agus Putra A. Samad, Dosen Fakultas Pertanian, Unsam Langsa, saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Taiwan.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
TERSEDIANYA sarana transportasi yang memadai tentu menjadi dambaan seluruh masyarakat. Kebutuhan ini menjadi lebih mendesak pada suatu wilayah dengan tingkat intensitas pergerakan manusia yang sangat tinggi akibat tuntutan pekerjaan.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sebagai wilayah yang termasuk dalam tiga negara Macan Asia, Taiwan, merupakan salah satu contoh negeri dengan mobilitas penduduk yang cukup besar. Setiap harinya diperkirakan sebesar 34,1% atau sekitar 893.000 orang pengguna transportasi umum tersebar di wilayah ibu kota negara, dan jumlah ini dapat meningkat menjadi 1,4 juta orang di hari-hari libur. Untuk itu, tersedianya sarana transportasi yang cepat dan murah tentulah menjadi hal yang sangat vital.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Pemerintah Taiwan melalui Kementerian Transportasi dan Telekomunikasi mengakui bahwa penggunaan kendaraan pribadi masih tergolong tinggi, terutama di wilayah pedesaan yang jauh dari pusat kota. Oleh karena itu, kementerian terkait memfokuskan diri untuk terus membangun sarana dan prasaranan transportasi seperti bus, Mass Rapid Transit (MRT) dan kereta api serta mendorong masyarakat agar mau memanfaatkan fasilitas tersebut.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Saat ini, pemerintah sedang membangun infrastuktur jalan (highway) dan rel kereta api serta menyiapkan berbagai jenis transportasi umum lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap wilayah. Demi kelancaran program ini pemerintah telah menyediakan dana yang cukup besar yakni sekitar NTD 150 juta selama 3 tahun; sembari terus menyosialisasikan pentingnya pemanfaatan transportasi umum untuk penghematan energi (bahan bakar minyak) dan mengurangi polusi udara.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Pembangunan infrastuktur yang disertai dengan penyediaan alat transportasi umum ini terkesan sangat rapi dan terencana, terutama di tiga wilayah mencakup Keelung, Taipei City dan Taipei County. Tempat pemberhentian bus, MRT dan kereta api selalu ditempatkan di wilayah yang sangat berdekatan dengan pemukiman penduduk dan pusat-pusat perekonomian. Selain itu dalam upaya mengoptimalkan sisi pariwisata, sebagian besar moda transportasi tersebut di arahkan ke lokasi-lokasi pariwisata untuk memberikan kemudahan bagi para wisatawan. Hal ini tentunya menjadi pemikat tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata, sehingga akan berdampak pada peningkatan perekonomian warga sekitarnya.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Selanjutnya, untuk menjauhkan kesan “menunggu angkutan umum hanya akan membuang waktu”, setiap pelaksana angkutan telah menyediakan fasilitas pendeteksi posisi kendaraan (online via internet), di mana kita dapat mengetahui dengan jelas posisi atau bahkan jarak antara bus dengan bus stop terdekat dengan tempat tinggal kita. Sehingga kita dapat mengatur waktu seefisien mungkin.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Kemudahan lainnya juga dapat dirasakan pengguna transportasi umum, yakni cukup dengan menempelkan kartu ‘Easy Card’ (sejenis kartu kredit yang dapat diisi ulang sebagai pengganti pembayaran tunai) di mesin <em style="background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; margin: 0px; padding: 0px;">card reader</em>, kita sudah dapat menaiki kendaraan dan berkeliling Taiwan. Namun, harus dipastikan bahwa kartu EC tersebut sudah terisi cukup kredit. Sementara, pembelian dan pengisian kredit dapat dilakukan di seluruh 7-eleven, Family Mart dan Ok Mart yang tersebar di setiap jengkal negeri ini.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Aceh, meskipun memiliki kesamaan dalam jumlah kabupaten/kota dengan Taiwan yakni sebanyak 23 daerah pemerintahan, namun dalam hal kelayakan transportasi publik tentunya masih tertinggal jauh. Akan tetapi sebagai daerah yang sedang mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat melalui penyediaan anggaran yang lebih besar dibandingkan provinsi lain, dan diperkuat dengan peningkatan sumberdaya manusianya melalui program pendidikan di Lembaga Peningkatan Sumberdaya Manusia, tentunya sudah menjadi keharusan bahwa Aceh dapat menjadi wilayah dengan sistem transportasi yang baik serta dapat memberi kenyaman bagi masyarakatnya.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Tulisan in dipublish di AtjehPost</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-42847725249898435572013-06-23T23:25:00.000-07:002013-06-23T23:25:32.677-07:00Di Taiwan, Belanja di Kaki Lima pun Antre<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">OLEH JAMILAH AKBAR</strong>, mahasiswi Magister Konseling di National Chiayi University, penerima Beasiswa Pemerintah Aceh, Chiayi-Taiwan</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
ANTREAN merupakan aktivitas yang paling tidak disukai dan dihindari oleh sebagian orang di negeri kita, karena dianggap memakan waktu dan membosankan. Entah itu karena diburu waktu atau karena kurang sabar, sering kita saksikan di tempat-tempat umum tiba-tiba ada orang yang memotong antrean dan menyerobot giliran orang lain.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tak jarang pula hal itu dilakukan dengan santai, tanpa rasa bersalah. Seolah-olah itu hal yang wajar. Perbuatan ini biasanya akan meningkat dua hingga tiga kali lipat jika di tempat-tempat tersebut tidak ada penjagaan atau nomor urut antrean resmi.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tapi situasi yang sangat berbeda saya jumpai di Taiwan, tempat saya menimba ilmu selama hampir satu tahun terakhir. Di sini segala sesuatunya berjalan sangat rapi dan tertib. Antre adalah sebuah keharusan bagi siapa saja, di setiap kesempatan dan urusan.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Setiap orang tampak dengan sabar dan kalem menunggu gilirannya, meski berjam-jam sekalipun. Warga di sini kelihatan sangat terbiasa, terlatih, dan kalau boleh dibilang mungkin sudah terlahir dengan disiplin antrean yang tinggi. Memotong antrean atau perilaku menyerobot di tempat umum adalah sesuatu yang tabu dan sangat memalukan, karena tindakan itu dianggap melanggar hak orang lain.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Oleh karna itu, sangat jarang kita temui ada keributan karena ulah seseorang yang mem-by pass antrean atau menyerobot giliran orang di tempat umum. Barisan antrean yang rapi berjejer justru adalah pemandangan yang lumrah dan mudah dijumpai di seluruh pelosok Negeri Formosa ini. Urusan di kantor-kantor pemerintah dan swasta, di sekolah, di kampus, di tempat-tempat wisata dan pesta, di terminal bus, stasiun kereta api, toko-toko, di pusat perbelanjaan, bahkan di warung makan kecil sekalipun. Semua dilakukan dengan antre dan antre.</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Saya juga punya pengalaman luar biasa tentang budaya antre ini beberapa hari lalu. Sore itu saya sedang melintas bersama empat teman di salah satu jalan di Chiayi, distrik kecil di Taiwan bagian selatan, tempat kampus saya berada. Tepat di seberang jalan yang kami lewati tampak antrean orang-orang berjejer rapi, memanjang dari depan gang sempit hingga trotoar pinggir jalan. Jumlah antreannya saat itu sekitar delapan hingga sembilan orang. Ada pelajar, anak-anak, dan pria dan perempuan dewasa. Menyaksikan hal ini tentu saja kami penasaran, ada apakah gerangan dan mengapa orang-orang ini mengantre dengan segitu rapinya? Padahal saat itu cuaca cukup panas. Karena saking penasarannya, saya pun mendekati antrean tersebut. Dalam pikiran awal saya dan teman-teman, orang-orang ini pastilah sedang antrean membeli barang-barang yang cukup mahal ataupun sesuatu yang berharga lainnya. Namun pemandangan yang saya saksikan sungguh di luar dugaan. Orang-orang ini ternyata sedang mengantre membeli makanan kecil, berupa kue dan gorengan. Tempat jualan tersebut pun juga hanyalah sebuah gerobak kecil pedagang kaki lima yang tampak sudah tua, dengan tirai plastik yang sudah lusuh. Sungguh sebuah pemandangan yang megangumkan! Betapa luar biasanya budaya antre masyarakat di Taiwan ini. Jangankan di kantor-kantor atau di tempat pelayanan umum besar lainnya, di warung kaki lima sekalipun mereka tetap konsisten, menghormati hak orang lain dengan cara disiplin dalam mengantre. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Pengalaman ini adalah salah satu pelajaran terbaik saya selama studi di sini dan akan menjadi oleh-oleh berharga untuk bisa saya terapkan nantinya atau minimal sebagai bahan cerita kepada anak didik saya ketika kembali ke Aceh. Kagum dan salutku untuk warga Taiwan. </div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16.363636016845703px; line-height: 25px; padding: 0px 0px 25px;">
Tulisan ini juga di publish di Serambi Indonesia.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-60441764193389799932013-06-09T21:04:00.003-07:002013-06-09T21:04:54.468-07:00Berbagi Inspirasi dari Taiwan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEGCzxT8NlFjZClGDwxE9_mVatlFM4Z9fsHLQ6Xof2yeuBdSEIPXCwF5UClBS_VRm5WzFD9aX2ILu0u5CJlllnfIEWzJ6M2YiaLYqXGmNpmqEfayEWOGMEz-MEjRALuCvzGV__ZWZlDm9H/s1600/krairul.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEGCzxT8NlFjZClGDwxE9_mVatlFM4Z9fsHLQ6Xof2yeuBdSEIPXCwF5UClBS_VRm5WzFD9aX2ILu0u5CJlllnfIEWzJ6M2YiaLYqXGmNpmqEfayEWOGMEz-MEjRALuCvzGV__ZWZlDm9H/s1600/krairul.jpg" /></a></div>
<b style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;">OLEH KHAIRUL RIJAL DJAKFAR</b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">, mantan koordinator Majelis Wali Mahasiswa Aceh di Taiwan, Taichung-Taiwan.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">PULAU Formosa atau lebih dikenal dengan nama Taiwan terletak sangat strategis di Laut Cina Timur yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina (RRC), Korea, Jepang, dan Filipina. Jumlah penduduk Taiwan lima kali penduduk Aceh, namun luasnya hanya 2/3 luas Aceh. Kemajuan Taiwan dalam perekonomian, pendidikan, pertanian, industri, transportasi, dan pariwisata mampu menyejahterakan rakyatnya.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Di Taiwan terdapat setidaknya tiga kota yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Taichung, Taipei, dan Keelung. Ke tiga kota itulah saya bersama </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Staf Khusus Gubernur Aceh, Fachrul Razi MIP yang kami undang ke Taiwan, berkunjung beberapa hari lalu.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Kota Taichung (Taiwan Tengah) selain terkenal dengan industri permesinannya juga menjadi daerah lumbung padi nasional. Taiwan Tengah terkenal beriklim sedang, tidak terlalu dingin seperti Taiwan Utara (Taipei) pada musim dingin dan tidak terlalu panas layaknya Taiwan Selatan (Tainan) pada musim panas. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Selain itu, kondisi geografis juga membuat wilayah ini ideal untuk pertanian. Itu sebab Institut Riset Pertanian Taiwan dan fasilitas riset/teknologi pertanian universitas terlengkap berada di Taichung. Produk pertanian terkenal di sini selain gandum, kesemek, pir, persik, jeruk mandarin, lengkeng, pinang, dan sayuran adalah beras. Beras Taichung 65 (T-65) merupakan varietas unggul di Taiwan, bahkan diakui dunia karena tahan segala cuaca (panas/dingin) dan gangguan hama, di samping produknya berkualitas tinggi. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Dari 1,04 juta penduduk Taichung, 300.000 di antaranya adalah petani. Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), Pemerintah Taichung sangat kreatif, membuat konsep bisnis pariwisata pertanian dan mendirikan museum-museum. Di sini terdapat museum beras. Kita juga dapat melihat produk sampingan beras yang ternyata bisa diolah menjadi minuman segar. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Saat mengunjungi Keelung (Taiwan Utara), kami singgah di museum gempa bumi Wufeng, Taichung. Museum ini awalnya sekolah dasar yang rusak parah akibat gempa 7,5 SR pada 21 September 2009 yang menewaskan sekitar 2.500 jiwa. Pemerintah memutuskan untuk membangun sekolah baru di tempat lain dan sekolah yang rusak itu dirawat dan ditambah dengan fasilitas modern, seperti alat simulasi dan animasi gempa, foto-foto, video kejadian, dan lain-lain. Saat masuk ke dalam kami bisa lihat sendiri kondisi tanah yang terbelah dan terangkat serta gedung bertingkat yang hancur, namun disangga dengan hidrolik agar tak jatuh. Kesannya gempa tersebut baru saja terjadi.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Untuk menuju Keelung kami transit di Taipei dan melanjutkan 30 menit perjalanan dengan kereta api. Keelung adalah kota paling utara Taiwan dan berbatasan dengan wilayah Jepang. Kampus perikanan dan kelautan paling terkenal di Taiwan terdapat di sini, yaitu National Taiwan Ocean University (NTOU). Selama sehari penuh kami melihat pusat budidaya perikanan terbesar Taiwan yang berada di pinggir pantai utara Taiwan. Pembudidayaannya menggunakan sistem resirkulasi, yaitu pemakaian kembali air yang telah digunakan setelah melalui penyaringan dan mencegah masuknya penyakit dari air mentah sehingga kualitas air terjaga dan hemat serta tidak bergantung pada cuaca seperti hujan, suhu, dan cahaya sehingga berpotensi meningkatkan produktivitas ikan (kerapu, nila, ikan hias, dan lain-lain) dan udang dalam skala besar.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Selanjutnya, kami kembali ke ibu kota Taiwan, Taipei. Taipei dengan populasi 2,6 juta jiwa adalah kota paling modern dan menjadi pusat pemerintahan Taiwan. Taiwan sangat mempermudah urusan dalam perizinan pembukaan kantor perwakilan asing di negaranya yang tidak hanya atas nama negara, namun bisa juga atas nama perusahaan. Walaupun hubungan RRC dan Taiwan secara politik sering memanas, namun hubungan dagang dan ekonominya sangat erat. Bahkan sebagian besar pabrik di Cina adalah milik investor Taiwan. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Selama di Taipei kami mengunjungi Istana Presiden Taiwan dan gedung tertinggi kedua di dunia, Taipei 101 (509 meter) dan mencoba naik ke dalamnya dengan lift tercepat di dunia (1.010 meter/menit). </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Sebelum pulang, kami menitipkan kepada Fachrul Razi oleh-oleh “bijeh boh timon taiwan” yang memang terkenal di Aceh. Kali ini ia bisa mendapatkannya langsung dari Taiwan. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;"><br /></span>
<span style="color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Tulisan ini juga di publish di Serambi Indonesia.</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-47946820129090937512013-05-18T22:52:00.001-07:002013-05-18T22:53:42.671-07:00Pemerintah Taipei Galakkan Bersepeda<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFg28CD_2GR3k91m4cXlhEefkLn5yIv3ExIyt8-zPickiJoLjpprre6Y9jdPIkDfzHSdfN9VndBfg84q_NS42UlEhXA3tkFZmQ905udseyp_Q2U4_-nj7_NBXHIJZKHpGWMRHnPc88Y6an/s1600/M-Reza.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFg28CD_2GR3k91m4cXlhEefkLn5yIv3ExIyt8-zPickiJoLjpprre6Y9jdPIkDfzHSdfN9VndBfg84q_NS42UlEhXA3tkFZmQ905udseyp_Q2U4_-nj7_NBXHIJZKHpGWMRHnPc88Y6an/s1600/M-Reza.jpg" /></a></div>
<b style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;">OLEH MUHAMMAD RIEZA</b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">, mahasiswa S2 dan Riset Asisten di National Taiwan University of Science and Technology, Taipei-Taiwan</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">SEBAGAI ibu kota Taiwan dengan total penduduk sekitar 2,6 juta jiwa, Taipei menyediakan berbagai jenis kendaraan umum. Di antaranya mass rapid transit (MRT) dan bus. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Tapi menariknya, sejak tahun 2008 Pemerintah melalui Departemen Transportasi Taipei menyelenggarakan sistem sewa (rental) sepeda dan mengajak masyarakat untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi jarak dekat. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Tujuan utama pemerintah menyediakan transportasi sepeda ini adalah untuk mengurangi polusi udara, menghindari kemacetan di kota, dan mendidik masyarakat untuk hidup sehat dengan menggunakan sepeda sebagai media olah raga.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Pemerintah Taipei bekerja sama dengan GIANT (salah satu perusahaan sepeda ternama), telah memelopori program yang dikenal dengan “youbike”. Dengan komitmen yang baik pada tahun 2012 pemerintah telah membangun 162 stasiun dengan jumlah 5.359 sepeda. Jumlah yang tidak sedikit. Kebanyakan dari stasiun ini terletak di sekitar stasiun MRT dan kawasan-kawasan umum yang sering dikunjungi. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Untuk memastikan ketersediaan sepeda di stasiun, kita bisa mengakses langsung aplikasi Fun Travel in Taipei di ponsel smartphone atau website resmi youbike. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Desain sepeda cukup simpel dan sangat menarik. Selain itu, aksesori lainnya seperti keranjang, lampu, bel, dan kunci pengaman juga tersedia. Sebagai mahasiswa, saya sering menggunakan fasilitas sepeda youbike untuk bepergian jarak dekat seperti bepergian antarstasiun kereta api dan mengunjungi toko-toko di area kota. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Gratis biaya untuk 30 menit pertama menjadi salah satu alasan mengapa saya dan teman-teman lainnya memilih untuk menggunakan youbike. Namun, potongan biaya sebesar 10 NTD (Rp 3.300)/30 menit dibebankan kepada yang menggunakan sepeda rental dengan waktu lebih dari 30 menit. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Proses registrasi untuk menjadi anggota dapat dilakukan di mesin stasiun youbike ataupun laman resmi youbike dengan mendaftarkan kartu easycard. Easycard merupakan salah satu kartu yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti naik transportasi umum, berbelanja, parkir, dan beberapa fasilitas umum lainnya. Proses rental juga dapat menggunakan kartu kredit dan kartu ponsel.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Menurut amatan saya, Taipei sudah mampu mengajak masyarakat untuk membudayakan bersepeda di area perkotaan. Jalur khusus untuk pengendara sepeda juga disediakan oleh pemerintah guna mendukung program pengurangan kemacetan dan polusi udara. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Berdasarkan data statistik, jumlah stasiun dan sepeda terus bertambah. Melalui teknologi infomasi yang terintegrasi, Taipei telah berhasil menghadirkan sistem penyewaan sepeda youbike yang sangat efisien dan ramah lingkungan. Melalui sistem ini, masyarakat terdidik agar berlaku jujur dengan mengembalikan lagi sepeda yang telah dipinjam ke tempat semula. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Budaya bersepeda telah banyak diadopsi oleh negara-negara berkembang lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengampanyekan go green yang mengurangi polusi udara. Manfaat menggunakan sepeda juga bisa menjadi alternatif olah raga di tengah kesibukan dan rutinitas sehari-hari. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Pelajaran yang saya petik dari adanya program youbike adalah dapat meningkatkan minat bersepeda dan mengajak masyarakat Taipei dan turis untuk menikmati nyamannya mengendarai sepeda di tengah padatnya kehidupan kota besar. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Peluang yang sama juga bisa dimanfaatkan di Aceh, karena saya yakin masyarakat kita sangat suka bersepeda. Terlebih masyarakat Aceh dewasa ini telah begitu tertarik untuk bersepeda. Pemerintah kota punya andil besar untuk menghidupkan budaya bersepeda dengan memfasilitasi sistem peminjaman sepeda seperti yang dilakukan di Kota Taipei. Pada akhirnya kepadatan kota dapat dikurangi dan polusi udara semakin menurun. Semoga! </span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">Tulisan ini juga dipublish di Serambi Indonesia.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-40486498811960628942013-05-02T19:51:00.002-07:002013-05-02T19:51:41.568-07:00Home Industry Taiwan yang Menginspirasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRcn5_R9DVjK4ECAcThS_8TEnZifbgUCxS67oYhldHblhPy1wd8vgFElxRpr4mXo_rEHt9WD_dzXHQ7TWl7-ttDcfgO9ZeQOkNDZWMgUhV_eCQyTq4L3SUSOK94sSXueNZVbEv0qbt0T6p/s1600/Muhammad+arifai.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRcn5_R9DVjK4ECAcThS_8TEnZifbgUCxS67oYhldHblhPy1wd8vgFElxRpr4mXo_rEHt9WD_dzXHQ7TWl7-ttDcfgO9ZeQOkNDZWMgUhV_eCQyTq4L3SUSOK94sSXueNZVbEv0qbt0T6p/s1600/Muhammad+arifai.jpg" /></a></div>
<b style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">OLEH MUHAMMAD ARIFAI</b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">, Peserta Bridging Phd Program Batch 2 Dikti, Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe, Taiwan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">MEMASUKI minggu kedua Bridging Master and Phd Program yang disponsori Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) RI, kami berkesempatan menghadiri Taiwan Exhibition, Souvenir, and Handycraft Industry Show di Taipei World Trade Center. Letaknya bersebelahan dengan Tower 101, gedung kedua tertinggi di dunia. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Kegiatan itu berlangsung 25-28 April 2013. Diikuti lebih dari 200 pelaku industri souvenir dan handycraft (kerajinan tangan) level dunia. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Ajang ini sangat menarik, karena tak hanya menampilkan berbagai hasil produk industri rumah tangga (home industry), tetapi juga mengusung konsep keterbukaan terhadap pasar internasional di Asia dan Eropa. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Setelah diwajibkan mendaftar sebagai tamu internasional untuk survei produk, kami diperbolehkan memasuki ruangan. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Geliat ekonomi rumah tangga langsung terasa ketika kami masuki arena eksibisi. Even ini secara langsung menggambarkan besarnya sumbangan industri rumah tangga terhadap pendapatan asli Taiwan. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Sajian produk dengan harga terjangkau dan masih lebih murah dibandingkan dengan di Indonesia, sangat menggoda kami untuk berburu handycraft yang unik dan menarik. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Hampir 80% produk yang ditampilkan merupakan hasil kerajinan home industry yang dikemas secara modern dan diproduksi secara higienis. Namun demikian, sebagai muslim kami juga sangat hati-hati khususnya terhadap produk makanan yang mengandung bahan olahan babi atau diistilahkan dengan pork, ham, lard, swine, chorizo, dan lainnya dalam produksi yang dipamerkan. Dengan memastikan kandungan produksi tersebut aman dari kandungan babi olahan, kami dapat dengan mudah mencoba produk yang disajikan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Meski keberadaan Taiwan sebagai salah satu Provinsi Cina masih terus dipersengketakan, namun hal ini bagai tak menghalangi langkah negeri itu melanjutkan pembangunan ekonomi berbasis industri rumah tangga.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Peran serta asosiasi industri di Taiwan malah sangat kuat dalam mengorganisir keberlanjutan dan keberpihakan pemerintah di sektor industri rumah tangga serta tidak terpengaruh oleh situasi politik. Beberapa asosiasi ikut dalam kegiatan ini, seperti Taiwan Confectionery, Biscuit dan Food Industry, Taiwan Association of Stationery Industries, Taiwan Gift and House Ware Exporters Association, Taiwan Toy and Children’s Article Manufactures Association, serta Taiwan Bags Association. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Sejarah panjang negeri Cina yang terkenal dengan berbagai macam produksi rumah tangga seperti benda yang terbuat dari kaca, kristal, keramik, logam, serta makanan olahan seperti bakpao, bakso, mi, dan lainnya mampu terus dipertahankan melalui transfer teknologi yang mendukung industri. Selain itu, peran universitas juga disinkronkan untuk mendukung teknologi sederhana yang bernilai guna. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Kebetulan kami ditempatkan di Universitas Yuntech Science and Technology, universitas terkemuka dalam desain produk dan manajemen industri. Banyak industri yang telah bekerja sama dengan universitas ini dalam merancang kemasan dan transfer teknologi serta penguatan sistem manajemen industri, seperti industri sepeda, alat olah raga, dan medis. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Begitu banyak pengalaman menarik yang terkait dengan industri rumah tangga yang kami dapatkan setelah saya, Alfian Putra, dan T Riyadh (semuanya dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe) bersilaturahmi dengan Pimpinan Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI) Taiwan. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Dengan meningkatnya jumlah warga muslim di Taiwan tentunya membuka peluang kerja sama dengan asosiasi industri di Aceh, khususnya barter produk berlabel halal food, di samping peluang impor barang yang berharga murah dan berkualitas ke dalam negeri. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3.6363635063171387px;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Semoga informasi dan peluang ini mampu mendorong peranan asosiasi di Aceh seperti Kadin, Dekopinwil, Dekopinda, dan asosiasi lainnya dalam memperjuangkan kuantitas dan kualitas produksi industri rumah tangga di Aceh yang masih jauh tertinggal. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12.727272033691406px; line-height: 18.99147605895996px; word-spacing: 3.6363635063171387px;">Tulisan ini dipublish di Serambi Indonesia.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-61242615834872178492013-05-02T17:35:00.001-07:002013-05-02T17:35:31.618-07:00Mengunjungi Kediaman Presiden Chiang Kai-Shek di Shilin, Taiwan <br />
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7NuF_itjXOw-1RmjtxAlt47VwJdlsRjEuP7Mj2YnrChpsdTME4MnIo3WO7tMuldvnM4UdnQBJSJvBKZY4lXmmh9SkdmAcVdFA03HJauP7D62s07oGK041Zl_TpYdGL_SLeIxVr4SHgdAH/s1600/amna.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7NuF_itjXOw-1RmjtxAlt47VwJdlsRjEuP7Mj2YnrChpsdTME4MnIo3WO7tMuldvnM4UdnQBJSJvBKZY4lXmmh9SkdmAcVdFA03HJauP7D62s07oGK041Zl_TpYdGL_SLeIxVr4SHgdAH/s200/amna.png" width="175" /></a></div>
<div class="caption" itemprop="caption" style="background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; margin: 0px; padding: 0px;">
Oleh AMNA AFGANURISFA, Master Student at Psikologi, Asia University, Taichung-Taiwan.</div>
<div class="caption" itemprop="caption" style="background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; margin: 0px; padding: 0px;">
<br /></div>
<br />
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
WINTER BREAK. inilah musim yang selalu dinanti-nantikan oleh mahasiswa-mahasiswa di Taiwan. Winter break adalah saatnya para mahasiswa melepaskan diri sejenak dari agenda kuliahnya.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Banyak kejutan-kejutan romantisme musim dingin, selain mekarnya bunga-bunga sakura, cheery bloom dan lainnya, sisi dingin dan salju memiliki arti tersendiri bagi penikmat musim dingin.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Di musim dingin ini saya mencoba untuk menyusuri sebuah tempat monumen bersejarah, yaitu kediaman sang presiden pertama Republic of China yang dikenal dengan sebutan Chiang Kai Sek Memorial Hall. Tempat ini mampu menarik jutaan wisatawan asing setiap tahun untuk mengunjunginya, rasa penasaran saya pun akhirnya terbalaskan pada musim dingin kali ini.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Memang benar adanya, kediaman presiden pertama Taiwan, merupakan sebuah tempat yang sangat elegan, kokoh dan sangat bersahaja. Hal ini terlihat dari bangunan-bangunannya yang terlihat begitu kaki menginjak tempat yang bernama Shilin Residence yang terletak di Fulin RoadNo. 60, Distrik Shilin, Kota Taipei, Taiwan.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Begitu kaki menyentuh halaman monumen ini, rasa takjub dalam diri saya, monumen yang kira-kira mencapai 300.000 meter persegi lebih ini, begitu bersih, luas, penuh dengan aneka bunga, dan dipenuhi dekorasi ala Belanda, China dan Eropa.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Memasuki bangunan Memorial Hall tidak dipungut biaya apapun dan untuk mengelilingi seluruh lokasi dibutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam. Tergantung kepada minat pengunjung tentunya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://534628764.r.cdn77.net/atjehpost/images/TRAVEL/DUNIA/Chiang_Kai-shek_memorial_wikipedia-en.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="276" itemprop="contentUrl representativeOfPage" src="http://534628764.r.cdn77.net/atjehpost/images/TRAVEL/DUNIA/Chiang_Kai-shek_memorial_wikipedia-en.jpg" style="background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; border: none; margin-top: 0px; padding: 0px;" width="460" /></a></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Untuk memasuki gedung ini, pengunjung punya tiga pilihan. Sisi depan gedung berada di Jalan Zhongshan South melalui sebuah gerbang Liberty Square menyusuri Democracy Boulevard yang diapit hamparan bunga berwarna merah. Tampak dua kolam berada di kedua sisi Democracy Boulevard yakni kolam Guanghua dan Yunhan.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Dari sisi ini, pengunjung dapat meniti sederet anak tangga untuk melihat dengan jelas patung perunggu Chiang Kai-Shek yang sedang duduk. Patung tersebut menggambarkan sikap ramah dan bershaja seorang pemimpin.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Nama besar seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya sangat terasa di Taiwan. Sebuah bangunan megah dengan arsitektur yang khas menjadi media penyambung kisah antar generasi tentang nama besar seorang pemimpin bangsa. Begitu masuk di gerbang depannya, di sebelah kiri terpajang mobil yang dulunya pernah dipakai oleh Presiden Chiang Kai-Shek.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Ternyata, di lokasi Memorial Hall ini tidak hanya memajang barang-barang peninggalan Chiang Kai Shek. Di lokasi ini, warga masyarakat dapat mengikuti program-program yang tidak kalah menarik, seperti kursus. Di tempat ini ada sekitar 200 program kursus antara lain Tai-ji, Qigong, dan Yoga untuk merepresentasikan kesehatan dan keberlangsungan masyarakat umum. Ada juga kelas kursus untuk menghargai peninggalan seni masa lalu yang diberikan untuk mengajak orang agar menghargai keindahan budayanya.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Selain itu, ada kursus yang terkait dengan bisnis yang dimaksudkan agar masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Bangunan utama ruang memorial putih dengan empat sisi. Yang memiliki perpaduan dua warna yaitu biru dan putih dari bangunan, dan merah dari flowerbeds echo warna bendera Republik Cina. Dari depan gedung tersebut terlihat dengan jelas terdapat dua set tangga putih, masing-masing dengan 89 anak tangga, menurut cerita <em style="background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; margin: 0px; padding: 0px;">guide</em> yang menjadi penerjemah 89 merupakan angka usia sang presiden.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Di ruang utama, terdapat patung presiden yang terbuat dari perunggu dan berukuran sangat besar. Uniknya patung ini dijaga ketat oleh pengawal khusus kepresidenan. Pengawalan ini terjadi satu jamsekali, terjadinya pergantian. Tim ini dilatih secara khusus untuk menjaga sang presiden tanpa ada sedikitpun yang bergerak atau bergeser, seolah-olah pengawal presidnen berubah jadi patung seketika.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Proses ini terjadi selama jam kerja, menjaga ruang utama selama jam terbuka (Cabang layanan mewakili perubahan secara berkala sesuai dengan jadwal berputar). Momen ini memiliki arti tersendiri bagi para pengunjung yang melihatnya. Proses penjaga itu sendiri layaknya upacara kenegaraan yang berlangsung khidmat dan tenang. Inilah yang mmbuat para pengunjuang rela berdiri dan melihat proses upacara berlangsung.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Tidak berhenti ketakjuban dari proses upacara tersebut. Area monumen yang sangat luas ini, selain dipenuhi oleh dekorasi yang sangat anggun dan kokoh, dari sisi feminimnya terdapat bunga-bunga cantik di sekitar halaman depan dan belakang monument.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Jika Anda adalah pecinta flora, di halaman sekeliling memorial hall, anda dapat menemukan beraneka ragam bunga dan tumbuhan yang indah.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Kemegahan gedung ini yang berdekorasikan ala Eropa, China dan Belanda ini, semakin membuktikan istimewa dan kokohnya monumen ini. Belum lagi dengan sesuatu yang di pamerkan didalamnya, mulai dari peninggalan harta, sejarah dan kisah karir sang presiden, juga dipenuhi dengan ruang perpustakaan dan museum yang mendokumentasikan kehidupan Chiang Kai-shek dan karir dan pameran yang berkaitan dengan sejarah Taiwan dan perkembangan selama masa kepemimpinan.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
Tulisan ini dipublish di Atjehpost.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5441094707454143620.post-87009230057384222882013-05-02T17:29:00.002-07:002013-05-02T17:29:46.094-07:00Festival lampion warnai semarak Imlek di Taiwan<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px;"></span><br />
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<a href="http://534628764.r.cdn77.net/atjehpost/images/BUDAYA/CNY%20festival2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" itemprop="contentUrl representativeOfPage" src="http://534628764.r.cdn77.net/atjehpost/images/BUDAYA/CNY%20festival2.jpg" style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; margin-top: 0px; padding: 0px;" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<b style="color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px; word-spacing: 3px;">OLEH AMNA AFGANURISFA</b><span style="color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">, Mahasiswa Magister Psikologi Asia University </span><span style="color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">dan Asisten Dosen Psikologi pada </span><span style="color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 19px; word-spacing: 3px;">FK Unsyiah, Taichung-Taiwan</span></div>
<div style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 19px; word-spacing: 3px;"><br /></span></div>
Festival lampion di Taiwan“GONG XI FA CAI” ini kata-kata yang sangat familiar yang kita dengarkan dan kita baca ketika perayaan tahun baru Cina. Di setiap negara yang memiliki masyarakat Cina, pasti perayaan tahun baru Cina akan menghiasi setiap ibu kota di negara tersebut.<br />
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Sama halnya dengan yang saya alami sekarang. Taiwan, yang merupakan bagian dari Republik Cina ini, otomatis perayaan tahun baru Cina sangat kental terasa. Salah satunya ditandai dengan hari libur lebih kurang selama 15 hari, ini merupakan hari libur terpanjang dalam budaya Cina.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Di musim dingin ini dengan cuaca yang masih jauh dari kata-kata “hangat”, meskipun demikian masyarakat Taiwan tetap semangat dan meriah dalam menyambut pergantian tahun baru tersebut. Meski sebelumnya mereka harus berlatih dalam cuaca sangat dingin. Semangat ratusan masayarakat Taiwan tidak melemah. Mereka melahap semua sesi latihan dengan semangat. Pekikan suara semangat tergambar jelas keluar dari lisan mereka. Salut!! Faktor cuaca yang ekstrim tidak menghentikan laju semangat mereka dalam merayakan tahun baru Chinese new year.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Tepat tanggal 10 februari 2013, malam pukul 20.00 waktu Taiwan, rakyat di seluruh Taiwan larut dalam perayaan tahun baru Cina. Letusan dan warna-warni kembang api menghiasi setiap sudut Negara Taiwan. Pesta kembang api yang meriah megah dan penuh kegembiraan itu akan menandai awal tahun baru yang lebih baik.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Kali ini adalah Imlek 2564 dan mulai hari ini memasuki Tahun Ular Air. Kebanyakan orang China menghabiskan Sabtu malam dengan memanggang daging, memasang kembang api dan bercengkerama dengan anggota keluarga. Sehingga tak ayal pemandangan “mudik” layaknya di Indonesia ketika menjelang perayaan lebaran pun terjadi, lonjakan penumpang terjadi di negara ini.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Mereka-mereka yang jauh dari keluarga akan mudik ke kampung halamannya. Sehingga tepat pada tanggal 9 Februari 2013 menjadi hari puncak kesibukan lalu lintas nasional Taiwan. Saat ratusan juta pekerja Cina membanjiri kereta, pesawat dan bus jarak jauh untuk pulang ke kampung halaman mereka. Sama halnya dengan pasar tradisonal juga ikut sepi dari aktivitas jual beli, hanya satu atau dua yang memilih untuk berjualan dan dapat diduga bahwa harga-harga barang melunjak dua kali dari harga biasanya. Tak ayal pemandangan ini mengingatkan saya pada tanah air, Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<img alt="" height="240" src="http://534628764.r.cdn77.net/atjehpost/images/Februari2013/10/CNY%20festival3.jpg" style="background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; float: left; margin: 5px; padding: 0px;" width="320" />Di sisi lainnya, Keceriaan Imlek tidak hanya membawa keceriaan bagi keluarga Cina tapi juga bagi setiap orang. Terutama bagi saya sendiri yang larut dalam keceriaan festival lampion. Festival lampion ini yang selalui menyertai perayaan Imlek. Festival lampion sering diadakan saat Imlek hingga Cap Go Meh.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Di negara Taiwan, perayaan Lantera Festival atau Festival Lampion selalu meriah. Aneka lampion raksasa aneka warna dipamerkan dan membuat suasana malam semakin cantik. Dalam kerumunan festival lampion yang meriah penuh dengan hiasan lampu dan berwarna–warni dan dipenuhi oleh aroma dupa, bunga, nyanyian, persembahan bunga, dan juga makanan ala tahun baru Cina. </div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Taiwan juga memiliki beberapa festival rakyat lainnya yang bertepatan dengan dan merupakan bagian dari perayaan Tahun Baru Cina. Semua terbuka untuk umum dan gratis. Festival Lentera adalah cara yang paling populer untuk merayakan akhir Tahun Baru Cina, dari lentera berbentuk binatang, bunga, orang, dan benda-benda lain untuk lentera animasi yang menceritakan kisah-kisah tradisional dengan tema bakti dan tema tradisional lainnya, ada lentera untuk semua orang.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Setiap tahun, sebuah lentera raksasa yang menggambarkan tahun baru cina telah datang dengan gambar tergantung dari shio Cina. Tahun ini shio ular, yang menurut keprcayaan cina adalan tahun yang harus berhati-hati dalam bertindak dan bertingkah laku. </div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Meriah megah, penuh dengan kerlipan lampu dan nyanyian-nyayian dalam festival tersebut. Walaupun hari itu malam semakin dingin, tak satu masyarakat pun yang keluar dari arena festival, seolah-olah mereka larut dalam perayaan tersebut. Ini adalah puncak kunjungan saya ke Taiwan untuk melihat festival-festival lampion tahun baru Cina di negara yang mayoritasnya Cina. Saya berharap dapat kembali lagi di tahun baru Cina selanjutnya. Guo nian hao Taiwanesse.</div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; padding: 0px;">
Tulisan ini ddipublish di atjehpost.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15495270097738721285noreply@blogger.com0