Tuesday, June 26, 2012

Putra Aceh Ketuai PPI Taiwan

OLEH KHAIRUL RIJAL, Anggota Asia University Indonesian Student Association, melaporkan dari Taiwan

RAMZI Adriman, mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh program doktoral di Departement of Computer Science Asia University, Taiwan, secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PII) Taiwan periode 2011-2012.

Putra Drs Adriman Kimat, mantan anggota DPR Aceh ini, terpilih memimpin PPI Taiwan pada 29 Oktober 2011 dalam Sidang Istimewa I PPI Taiwan. Saya sendiri dipercaya teman-teman sebagai ketua panitia dalam sidang istimewa itu.

PPI adalah organisasi yang beranggotakan para pelajar baik S1, S2, S3, dan postdoctoral dari Indonesia yang sedang kuliah di luar negeri. Organisasi yang didukung secara resmi oleh Kedutaan Besar Indonesia ini tersebar di hampir tiap negara di mana mahasiswa Indonesia melanjutkan studinya.

Di Taiwan, Sidang Istimewa I ini kami laksanakan di Kampus Asia University (AU), Taichung. Dihadiri oleh Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Harmen Sembiring dan utusan perwakilan mahasiswa Indonesia yang tersebar di lebih dari 20 kampus yang berada di Taiwan.

Mereka yang diundang hadir dalam sidang istimewa ini adalah mahasiswa asal Indonesia di Taiwan yang memiliki hak suara dalam memilih ketua PPI. Mereka ini kami namai anggota Badan Musyawarah (Bamus) PPI Taiwan. 

Sidang tersebut dimulai dengan laporan ketua panitia oleh saya, dilanjutkan sambutan Ketua Asia University Indonesia Students Association (AUISA), M Haikal. Disusul denga sambutan Ketua Bamus Ikhyanuddin Hasballah dan sambutan sekaligus pembukaan acara sidang oleh Kepala KDEI Taipei. 

Menariknya, karena sidang ini berlangsung pada akhir Oktober, maka kami isi dengan pembacaan Sumpah Pemuda. Agus Andria yang membacakannya. Sedangkan Lagu Indonesia Raya dilantunkan oleh anggota AUISA.

Dalam sambutannya, Harmen Sembiring menjelaskan peran KDEI sebagai perwakilan resmi Pemerintah Indonesia di Taiwan. Karena Indonesia menganut “kebijakan satu Cina”, sehingga tak memungkinkan bagi Indonesia membuka kedutaan di Taiwan jika sudah ada kedutaan di Beijing, ibu kota Republik Rakyat Cina. Jadi, cukuplah KDEI saja.

Meski demikian, KDEI tetap memberikan pelayanan menyangkut perlindungan WNI, termasuk terhadap 2.500 lebih pelajar yang ada di Taiwan, layaknya seperti sebuah Kedutaan Besar. 

Selain itu, ia mengharapkan partisipasi aktif pengurus PPI Taiwan ke depan untuk dapat bekerja sama, khususnya dalam bidang pendidikan, mengingat semakin banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di Taiwan akibat gencarnya promosi pendidikan tinggi Taiwan di Indonesia, terutama di Aceh dalam dua tahun terakhir.

Persidangan pada hari terpilihnya Ramzi itu berlangsung sangat demokratis. Semua peserta menerima laporan pertanggungjawaban Ketua PPI sebelumnya, Alief Wikarta. Kemudian dilanjutkan dengan agenda pengesahan AD/ART PPI Taiwan serta mendengarkan visi dan misi serta menetapkan calon ketua periode berikutnya. 

Kebetulan dalam sidang pemilihan tersebut hanya satu orang yang mencalonkan diri, yakni Ramzi Adriman. Para anggota bamus akhirnya dengan suara bulat menetapkan Ramzi Adriman sebagai Ketua PPI Taiwan yang baru. 

Dalam orasinya, Ketua PPI baru ini menyampaikan pentingnya pemanfaatan keunggulan keilmuan Taiwan seperti bioteknologi, semikonduktor, bioinformatik, health care, kelautan dan perikanan yang dipelajari mahasiswa Indonesia di Taiwan untuk dikembangkan di Indonesia. 

Disebutkan juga bahwa begitu banyak potensi sumber daya alam Indonesia yang seolah-olah tidak bernilai, seperti tanaman porang yang justru diekspor ke Taiwan dengan harga murah. Tapi setelah diolah menjadi barang mahal, justru diimpor kembali oleh Indonesia. Hal ini disebabkan sumber daya manusia dan perhatian Pemerintah Indonesia untuk mengolah tanaman semak ini belum ada. 

Selain itu, kata Ramzi, mengingat banyaknya mahasiswa Indonesia yang membawa keluarga, bahkan suami istri kuliah di Taiwan, maka sebaiknya Pemerintah Indonesia memberi subsidi biaya pendidikan atau tunjangan lainnya kepada mahasiswa, sehingga mereka bisa fokus kuliah tanpa harus bekerja sambilan demi menambah penghasilan. 
Sumber :Serambi Indonesia

0 comments:

Post a Comment